Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, 9 Daerah Tujuan Wisata Ini Masuk dalam Zona Merah Covid-19

Kompas.com - 21/12/2020, 08:00 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjelang akhir tahun, sejumlah orang mungkin mengagendakan menjalani liburan. 

Namun sebelum menentukan kota tujuan untuk liburan, perlu dipahami bawah terdapat beberapa daerah tujuan wisata yang ternyata berstatus zona merah Covid-19.

Menurut Peta Risiko Satgas Covid-19 per 13 Desember 2020 terdapat 64 daerah berstatus zona merah di Indonesia.

Sebanyak 9 daerah di antaranya berada di Daerah Istimewa Yogyakarta, Bandung, Bali, dan Jawa Timur.

Baca juga: Update: Daftar 64 Daerah Zona Merah Covid-19, Terbanyak Masih di Jateng

Pilihan terbaik tetap di rumah

Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengingatkan, pilihan terbaik saat ini adalah tetap di rumah saja dan tidak bepergian.

Hal itu mengingat kasus penularan Covid-19 di Indonesia masih terbilang tinggi. Trennya juga masih mengalami peningkatan. 

Meskipun demikian, di sisi lain menurutnya kebijakan terkait syarat perjalanan menggunakan rapid test antigen sudah lebih baik dibandingkan rapid test antibodi. 

Namun dia juga mengatakan, lebih baik lagi jika pergerakan manusia selama masa pandemi dapat dibatasi.

"Yang terbaik, terbenar adalah pergerakan dibatasi, tidak boleh bergerak," katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/12/2020).

Kebijakan harus jelas

Dia juga mengatakan kebijakan yang dibuat pemerintah harus ada standar atau sistem yang jelas. Windhu menyoroti kebijakan pemerintah pusat yang mewajibkan swab antigen atau PCR, tetapi di daerah atau moda transportasi belum menerapkan sepenuhnya.

"Sistemnya harus dibuat standar. Tidak hanya kota tertentu yang menyatakan akan melakukan pemeriksaan rapid tes antigen atau PCR," tuturnya.

Baca juga: Bali Jadi Destinasi Wisata Paling Diminati Periode Desember 2020

Windhu kerap mendapati kebijakan yang hanya diucapkan saja oleh pemda, tapi di lapangan tidak dilaksanakan. Itu karena minimnya pengawasan, tidak ada sanksi yang jelas, dan sebagainya.

"Semua serba tanggung. Jika nanti pergerakan masih terjadi seperti ini ya saya tidak tahu apa yang akan terjadi kira-kira 2 minggu setelah liburan Nataru berakhir," kata Windhu.

Dia menjelaskan bahwa kasus Covid-19 yang dilaporkan saat ini di angka rata-rata 7.000 kasus per hari belum menunjukkan angka sebenarnya, karena jumlah tes yang minim.

"7 ribu per hari sesungguhnya hanya puncak gunung es yang prediksi saya bisa saja sampai 5-6 kali lipat dari itu. Itu prediksi optimistik. Ada yang memprediksi kasus harian kita di atas 80.000 per hari," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com