Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Terus Naik, Sudah Optimalkah Usaha Indonesia Kendalikan Virus Corona?

Kompas.com - 22/09/2020, 10:39 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika sejumlah negara tengah mempersiapkan untuk terjadinya gelombang kedua pandemi virus corona baru penyebab Covid-19, Indonesia justru masih berjibaku dalam merespons gelombang pertama.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia Dicky Budiman mengatakan, penyebab Indonesia masih terjebak dalam gelombang pertama alias Endless First Wave adalah karena respons penanganan pandemi yang masih belum optimal.

Dicky menyebutkan, ada lima hal yang bisa menjadi indikator apakah Indonesia, secara nasional dan juga provinsi, sudah merespons secara optimal pandemi Covid-19, yaitu:

  • Kurva pandemi
  • Pertumbuhan kasus
  • Daya dukung fasilitas kesehatan
  • Kapasitas testing
  • Acuan strategi penanganan 

"Dari lima ini, terlihat kita masih belum dalam kategori yang merespon baik," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/9/2020).

Baca juga: Melihat Puncak Pandemi Covid-19 Indonesia bak Menyusuri Lorong Gelap...

Kurva pandemi

Pedagang masker scuba di Jalan Lenteng Agung - Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (21/9/2020). Mulai hari ini sebagai upaya menekan penyebaran virus corona, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membuat aturan seluruh penumpang dilarang menggunakan masker scuba dan buff.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Pedagang masker scuba di Jalan Lenteng Agung - Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (21/9/2020). Mulai hari ini sebagai upaya menekan penyebaran virus corona, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membuat aturan seluruh penumpang dilarang menggunakan masker scuba dan buff.
Dicky mengatakan, landai atau tidaknya kurva pandemi bisa dilihat dari dua indikator, yakni angka kematian dan angka kasus baru harian.

"Dua-duanya ini kan kita lihat masih tinggi. Artinya, tentu ini belum menunjukkan kalau kurva sudah melandai," kata Dicky.

Diberitakan Kompas.com, Senin (21/9/2020) Indonesia kembali mencatat angka tertinggi baru dalam penambahan kasus harian Covid-19.

Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin (21/9/2020), terdapat penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 4.176 orang dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak kasus perdana Covid-19 diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret lalu.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Kompas.com, angka tertinggi yang pernah dicatat yaitu 4.168 orang pada 19 September 2020, dua hari sebelumnya.

Padahal, 16 September 2020 lalu, Indonesia juga sempat mencatat angka tertinggi yakni sebesar 3.963 orang. 

Berdasarkan data covid19.go.id, hingga Senin (21/9/2020), total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia ada sebanyak 248.852 dengan 58.378 merupakan kasus aktif.

Sementara itu, 180.797 orang dinyatakan sembuh sedangkan 9.677 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Baca juga: UPDATE 21 September: 108.880 Orang Suspek Covid-19 di Indonesia

Pertumbuhan kasus

Foto dirilis Sabtu (19/9/2020), memperlihatkan petugas penggali makam jenazah Covid-19 bersiap menurunkan peti di kompleks pemakaman Pondok Ranggon. Selain tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan virus corona, salah satu pahlawan lain juga patut diberikan apresiasi tinggi adalah petugas pemakaman jenazah Covid-19.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Foto dirilis Sabtu (19/9/2020), memperlihatkan petugas penggali makam jenazah Covid-19 bersiap menurunkan peti di kompleks pemakaman Pondok Ranggon. Selain tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan virus corona, salah satu pahlawan lain juga patut diberikan apresiasi tinggi adalah petugas pemakaman jenazah Covid-19.
Indikator kedua adalah pertumbuhan kasus. Dicky mengatakan, hal itu bisa dilihat dengan membandingkan tren pertumbuhan kasus secara kumulatif dengan bulan sebelumnya.

"Bisa juga dibandingkan dengan negara lain di wilayah sekitar, misalnya di ASEAN. Terlihat, kita juga termasuk dalam kelompok yang trennya meningkat," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com