Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disarankan, Ini yang Perlu Diketahui soal Masker Scuba dan Buff

Kompas.com - 17/09/2020, 07:43 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) mewajibkan penumpangnya mengenakan masker selama naik kereta rel listrik (KRL).

VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan, calon penumpang dianjurkan untuk menggunakan masker yang efektif menahan droplet.

Namun, penumpang diimbau untuk tidak mengenakan masker scuba atau buff.

Ini yang perlu kita ketahui soal masker scuba dan buff.

Kenapa dengan masker scuba?

Pada 15 September 2020, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menanggapi larangan penggunaan masker scuba dan buff di dalam commuterline.

Ia mengatakan, masker scuba dan buff kurang efektif menangkal virus corona.

"Masker scuba atau buff adalah masker dengan satu lapisan saja dan terlalu tipis sehingga kemungkinan untuk tembus lebih besar," ujar Wiku, seperti diberitakan Kompas.com.

Wiku menyebutkan, masker scuba biasanya mudah ditarik ke leher sehingga penggunaannya menjadi tak efektif sebagai pencegahan.

Menurut dia, masker menjadi alat penting dalam mencegah penularan virus corona sehingga masyarakat perlu memakai masker yang berkualitas seperti masker bedah atau kain katun tiga lapis.

Berdasarkan penelitian Universitas Oxford, kain katun mempunyai tingkat ketahanan dari penularan virus corona sebesar 70 persen.

Meski demikian, meningkatkan ketahanan proteksi dianjurkan memasukkan tisu yang dilipat menjadi tiga bagian di dalam masker kain.

Baca juga: Agar Anak Pakai Masker Saat Keluar Rumah, Ini Tipsnya

Seberapa efektif masker scuba cegah penularan virus?

Ilustrasi masker scubaSHUTTERSTOCK Ilustrasi masker scuba
Sementara itu, diberitakan Kompas.com, 14 April 2020, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir menjelaskan dasar pengujian kinerja utama masker.

Ia memaparkan, ada tiga tahapan pengujian kinerja utama masker yakni:

  • Uji filtrasi bakteri (bactrial fitritation efficiency)
  • Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
  • Uji permebilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)

Menurut dia, masker kain dengan bahan lentur seperti scuba, saat dipakai akan terjadi perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang membuat permeabilitas udara menjadi tinggi.

Hal tersebut membuat peluang partikular virus untuk menembus masker semakin besar.

Baca juga: PT KCI Nilai Masker Scuba Tak Efektif, Ini Penjelasan Pakar

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com