Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Tes Masker Scuba dengan Cara Meniup Api, Berikut Penjelasan Ahli

Kompas.com - 14/04/2020, 14:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sebuah video viral tentang uji efektifias masker scuba dengan cara meniup pada korek api ramai dibicarakan netizen di media sosial Facebook.

Postingan tersebut diunggah oleh akun Facebook Nür Aidäh Mädjidiñ

“Batal dah saya rencana mo beli masker scuba kalau begini hasilnya. Jadi masker kain 2 lapisan terus tengahnya ada tempat buat naruh tissue sepertinya lebih baik untuk digunakan ya ^^
#dirumahsaja," tulisnya sambil melampirkan sebuah video.

Dalam video tersebut terlihat seorang laki-laki tengah membandingkan masker scuba dengan beberapa masker yakni masker bedah bermerk, masker bedah biasa, masker kain gratis yang di dalamnya diberi lapisan tisu, dan masker scuba.

Pria tersebut terlihat menguji masker dengan cara memakai masing-masing masker kemudian saat menggunakan masker-masker tersebut dia meniup untuk mencoba mematikan api.

Hasilnya, saat penggunaan masker N95, masker bedah bermerk, masker bedah biasa dan masker kain yang di dalamnya diisi tisu, api dari korek api tidak padam saat ditiup.

Akan tetapi saat menggunakan masker scuba, api dari korek api dapat padam.

Baca juga: Cerita Alex, Koreografer Tari Saman Online yang Viral Saat di Rumah Saja

Postingan tersebut sampai dengan hari ini telah di-like lebih dari 2,2 ribu kali dan dibagikan ulang lebih dari 18 ribu kali.

Lantas bagaimana pandangan ahli tentang masker scuba, termasuk cara pengujian masker dengan cara meniupkannya pada korek api?

Konfirmasi Kompas.com

Terkait hal tersebut Kompas.com mencoba menghubungi Dr.Eng. Muhamad Nasir, Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB ) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang saat ini juga tengah melakukan penelitian terkait teknologi untuk masker.

Pihaknya menjelaskan pada dasarnya pengujian kinerja utama pada masker dilakukan melalui beberapa tahapan yakni:

  1. Uji filtrasi bakteri (bactrial filtration efficiency)
  2. Uji filtrasi partikulate (particulate filtration efficiency)
  3. Uji permeabilitas udara dan pressure differential (breathability dari masker)

Adapun pengujian secara ditiup sebetulnya hanya menunjukkan permeabilitas udara yang mengalir, semakin besar pori bahan suatu masker maka permeabilitas atau aliran udara semakin besar.

Baca juga: Kisah Sopir Bus Meninggal karena Corona, Sempat Ingatkan Penumpang yang Batuk

Meski demikian, dia sepakat jika cara tersebut tetap dapat dipakai masyarakat untuk menguji kualitas masker yang mereka beli.

“Iya (cara yang dapat dipakai ) Itu sebagai indikator awal saja,” terangnya saat dihubungi Kompas.com Selasa (14/04/2020).

Dia juga menyampaikan masker kain dengan bahan yang lentur seperti scuba, pada saat dipakai akan terjadi streching atau perenggangan bahan sehingga kerapatan dan pori kain membesar serta membuka yang mengakibatkan permeabilitas udara menjadi tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com