Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bunga Edelweis, Bunga Abadi di Gunung yang Tak Boleh Dipetik

Kompas.com - 16/09/2020, 09:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan seorang pendaki tengah memetik bunga edelweis di jalur pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho, Karanganyar baru-baru ini ramai di media sosial Instagram.

Dalam video berdurasi 30 detik itu memperlihatkan pendaki wanita yang memetik bunga abadi tersebut. Meski sudah diperingatkan, namun pendaki tersebut terlihat acuh dan menghiraukan peringatan yang diberikan.

Diketahui, bunga edelweis merupakan salah satu tumbuhan yang dinilai langka dan dilindungi Undang-Undang.

Bagi pelanggar yang nekat memetiknya akan dikenai sanksi pidana dan denda maksimal Rp 50 juta.

Baca juga: Trending di Twitter, Berikut Sekilas tentang Gunung Lawu dan Empat Jalur Pendakiannya

Lalu, apa itu bunga edelweis dan apa saja pesonanya?

Dilansir dari Harian Kompas (10/10/1982), tumbuhan edelweis (Anaphalis javanica) merupakan sejenis perdu yang menjadi salah satu famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sembung-sembungan).

Umumnya, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 4 meter.

Menurut catatan Amir hamzah dan M. Toha (The Mountain Flora of Java), di Gunung Sumbing pernah dijumpai tumbuhan edelweis yang tingginya mencapai 8 meter dan dameter batang lebih dari 15 cm.

Selain itu, mereka juga mencatat bahwa tumbuhan ini diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun.

Baca juga: Pendaki Gunung Guntur Hilang secara Misterius Dimungkinkan karena Paradoxical Undressing, Apa Itu?

Karakteristik edelweis

Serangga hinggap di bunga Edelweis di Taman Edelweis, Desa Wisata Edelweis, Desa Wonokitri, Jawa Timur.Dokumentasi Teguh Wibowo Serangga hinggap di bunga Edelweis di Taman Edelweis, Desa Wisata Edelweis, Desa Wonokitri, Jawa Timur.

Seorang ahli Botani berkebangsaan Jerman, Von Faber mengungkapkan bahwa sistem perakaran edelweis berkembang secara horizontal.

Hal itu berkaitan dengan adanya mikorhiza pada akar edelweis.

Menurutnya, mikorhiza lebih menyukai lapisan tanah yang dekat dengan permukaan, karena cendawan (jamur) sangat membutuhkan oksigen.

Tumbuhan edelweis bukanlah jenis bunga yang asing bagi sebagian besar para pendaki gunung di Tanah Air.

Baca juga: Gunung Sinabung Meletus, Ini Catatan Erupsinya Selama Tahun 2020

Bagi mereka yang sering mendaki Gunung Gede, Gunung Pangrango, Gunung Papandayan, Gunung Kerinci, Gunung Welirang, Gunung Rinjani atau gunung-gunung lain tentu dapat menjumpai jenis tumbuhan yang hidup berkelompok ini.

Jika Anda ke Gunung Rinjani, pendaki dapat menemukan keindahan hamparan edelwis di Plawangan Sembalun.

Kemudian jika di Gunung Lawu, edelweis bisa ditemukan di sepanjang jalur menjelang puncak Hargo Dumilah.

Sementara, jika Anda mendaki jalur Candhi Cetho, bunga edelwis dapat langsung dilihat di sabana pertama sebelum Pos Bulak Peperangan sampai Pasar Dieng.

Baca juga: Gunung Merapi Disebut Alami Penggembungan, Berikut Analisis BPPTKG

Begitu populernya, edelweis membuat daya tarik sehingga banyak pendaki yang menjadikannya sebagai maskot dan merupakan "oleh-oleh" tersendiri jika menjumpainya langsung di tempat hidup aslinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com