Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wilayah yang Masih Terjadi Hujan saat Musim Kemarau Menurut BMKG

Kompas.com - 19/08/2020, 16:24 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Siapa di antara kita yang bertanya, mengapa bulan Agustus yang seharusnya memasuki musim kemarau tapi hujan masih saja ditemui?

Mungkin ini menjadi pertanyaan banyak masyarakat khususnya yang tinggal di Pulau Jawa, karena seminggu terakhir hujan dengan intensitas beragam masih ditemui.

Padahal bulan Agustus ini biasanya merupakan musim kering atau kemarau.

Menjawab pertanyaan tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasannya.

Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Agie Wandala Putra membenarkan saat ini masih ada sebagian wilayah di Indonesia yang belum memasuki musim kemarau, bahkan sebaliknya tengah berada di musim hujan.

"Saat ini Indonesia telah 81 persen wilayahnya berada pada musim kemarau, sedangkan 19 persen masih musim hujan. Seperti di Maluku yang saat ini musim hujan, sedangkan di Jawa kemarau," sebut Agie saat dihubungi Rabu (19/8/2020).

Baca juga: BPBD Keluarkan Peringatan Dini Hujan Disertai Angin Kencang di Jakarta Hari Ini

Dipengaruhi 3 pola hujan

Perbedaan musim itu dipengaruhi oleh perbedaan pola hujan di Indonesia. Ada 3 pola hujan, yakni ekuatorial, monsunal, dan lokal.

Pola hujan ekuatorial dan lokal masih berpotensi terjadi curah hujan tinggi di bulan-bulan Agustus-September. Untuk wilayah dengan tipe hujan lokal, puncak musim penghujan ada di bulan Juli dan Agustus.

Sementara wilayah yang termasuk memiliki tipe hujan monsunal akan banyak mengalami musim kemarau. Puncak musim hujan di sini adalah Desember-Februari, sementara puncak musim kemarau ada di Juni-September.

Seluruh wilayah Pulau Jawa masuk dalam kategori ini.

Berikut ini pembagian wilayah Indonesia berdasarkan tipe pola hujan yang ada di Indonesia.

Pembagian pola hujan di wilayah Indonesia, wilayah berwarna hujau adalah ekuatorial, kuning adalah monsunal, dan merah adalah lokal.BMKG Pembagian pola hujan di wilayah Indonesia, wilayah berwarna hujau adalah ekuatorial, kuning adalah monsunal, dan merah adalah lokal.

Wilayah berwarna hijau memiliki tipe hujan ekuator, kuning bertipe hujan monsunal, dan merah adalah tipe hujan lokal.

"Yang merah adalah wilayah dengan pola iklim lokal. Puncak hujannya biasa di Juni-Agustus, jadi ya memang lazimnya hujan di sana," sebut Agie.

Namun, berbicara Jawa yang seluruh wilayahnya memiliki tipe hujan monsunal dan saat ini sudah memasuki musim kemarau, mengapa hujan masih saja turun di sejumlah wilayahnya dalam seminggu terakhir?

"Hal ini sebetulnya lazim dan biasa saja, namun yang akan saya angkat adalah Indonesia memiliki faktor pemicu hujan yang sangat banyak. Salah satunya di Indonesia bagian barat, termasuk di Pulau Jawa, terdapat sebuah fenomena yang disebut sebagai aktivitas gelombang tropis," jelas Agie.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Pertamina Memastikan, Daftar Beli Elpiji 3 Kg Pakai KTP Tak Lagi Dibatasi hingga 31 Mei 2024

Tren
Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Benarkah Makan Cepat Tingkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes?

Tren
BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

BMKG: Daftar Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 24-25 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

[POPULER TREN] Ikan Tinggi Natrium, Pantangan Penderita Hipertensi | Sosok Pegi Pelaku Pembunuhan Vina

Tren
8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

8 Golden Rules JKT48 yang Harus Dipatuhi, Melanggar Bisa Dikeluarkan

Tren
Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Saat Prabowo Ubah Nama Program Makan Siang Gratis Jadi Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Tren
Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Microsleep Diduga Pemicu Kecelakaan Bus SMP PGRI 1 Wonosari, Apa Itu?

Tren
Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Ilmuwan Temukan Kemungkinan Asal-usul Medan Magnet Matahari, Berbeda dari Perkiraan

Tren
5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

5 Fakta Penangkapan Pegi Pembunuh Vina: Ganti Nama, Pindah Tempat, dan Jadi Kuli

Tren
Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Detik-detik Panggung Kampanye Capres di Meksiko Dihantam Angin, Korban Capai 9 Orang

Tren
Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Daftar Libur Nasional dan Cuti Bersama Juni 2024, Ada 3 Tanggal Merah

Tren
146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

146 Negara yang Mengakui Palestina sebagai Negara

Tren
Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Kasus Kanker Penis Naik di Dunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Tren
2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

2 DPO Pembunuh Vina Belum Tertangkap, Berikut Ciri-cirinya

Tren
Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Cara Melihat Status WhatsApp Tanpa Diketahui Pemiliknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com