Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban 511 Epidemiolog tentang Kapan Bisa Melakukan Aktivitas Seperti Biasa Lagi

Kompas.com - 12/06/2020, 14:47 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum ditemukannya vaksin atau perawatan yang efektif terhadap Covid-19, sejumlah epidemiolog menyebut butuh waktu lebih dari setahun sebelum banyak yang bersedia pergi ke konser, acara olahraga atau layanan keagamaan.

Selain itu, beberapa ahli epidemiologi mungkin tidak akan pernah menyapa orang dengan pelukan atau jabat tangan lagi.

Fakta tersebut terungkap dari pendapat pribadi 511 ahli epidemiologi dan spesialis penyakit menular yang diwawancarai oleh The New York Times dan dipublikasikan pada Senin (8/6/2020).

Meski begitu, para epidemiolog tetap berpedoman pada kondisi kesehatan masing-masing, pelacakan kontak dan pengobatan serta vaksinasi untuk Covid-19.

Baca juga: Epidemiolog: Tes Covid-19 Masih Rendah, Jangan Dulu Berpikir New Normal

Komentar

Berikut sejumlah komentar dan survey mengenai aktivitas dan jarak sosial selama belum ditemukan adanya vaksin virus corona

Untuk acara olahraga dan konser lebih dari 50 persen mengaku akan menunggu sampai satu tahu smapai kondisi aman. Berikut survei lengkapnya:

Sekarang: 1 persen
Musim panas: 2 persen
Musim gugur: 8 persen
Musim dingin: 8 persen
Musim semi tahun depan: 16 persen
Setahun mendatang: 64 persen
Tidak pernah: 1 persen

"Pertemuan berskala besar adalah kontak yang melacak mimpi buruk dan sepertinya harus ditutup sampai kita benar-benar memahami apa yang aman atau cara menyaring orang,” ujar Steve Mooney epidemiolog dari Universitas Washington. 

  • Pelukan dan berjabat tangan:

Sekarang: 6 persen
Musim panas: 7 persen
Musim gugur: 11 persen
Musim dingin: 13 persen
Musim semi tahun depan: 16 persen
Setahun mendatang: 42 persen
Tidak pernah: 6 persen

"Jika kita memiliki vaksin yang baik, mungkin hal pertama yang saya lakukan adalah pelukan," kata Christina Ludema dari Universitas Indiana. 

Baca juga: Mengapa Kasus Covid-19 di Jawa Timur Melonjak? Ini Penjelasan Epidemiolog...

Pendapat epidemiolog soal aktivitas setelah pandemi coronascreenshoot Pendapat epidemiolog soal aktivitas setelah pandemi corona

  • Pernikahan dan pemakaman:

Sekarang: 9 persen
Musim panas: 8 persen
Musim gugur: 11 persen
Musim dingin: 11 persen
Musim semi tahun depan: 19 persen
Setahun mendatang: 42 persen
Tidak pernah: 1 persen

“Tidak masuk akal mempertaruhkan nyawa orang untuk perayaan. Betapa tragisnya itu,” ungkap Claudia A. Salinas dari Eli Lilly and Company tentang acara pernikahan selama pandemi. 

  • Bepergian dengan pesawat:

Sekarang: 7 persen
Musim panas: 12 persen
Musim gugur: 13 persen
Musim dingin: 15 persen
Musim semi tahun depan: 16 persen
Setahun mendatang: 37 persen
Tidak pernah: 0

"Kecuali aku benar-benar tidak punya pilihan, aku tidak akan bepergian dengan pesawat dalam waktu dekat," kata Lilia Lukowsky dari Departemen Urusan Veteran AS. 

  • Rapat dengan orang baru

Sekarang: 6 persen
Musim panas: 8 persen
Musim gugur: 16 persen
Musim dingin: 10 persen
Musim semi tahun depan: 16 persen
Setahun mendatang: 42 persen
Tidak pernah: 2 persen

Baca juga: Epidemiolog: Pola New Normal Bisa Efektif Jika Pemerintah Konsisten

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com