Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Sejumlah Negara Merespons Krisis Ekonomi akibat Covid-19?

Kompas.com - 06/06/2020, 11:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Lebih dari lima bulan sejak laporan pertama di Wuhan, China, virus corona kini telah menginfeksi lebih dari 200 negara.

Karakter virus yang sangat mudah menular memaksa semua negara untuk menerapkan penguncian, baik secara parsial maupun secara penuh.

Pemerintah pun berbondong-bondong membekukan kegiatan sosial dan ekonomi di semua atau sebagian negara mereka untuk menahan wabah, menutup bisnis yang tidak penting, serta memerintahkan warganya untuk tinggal di rumah selama berbulan-bulan.

Akibatnya, ekonomi global pun runtuh dan bahkan mendorong dunia ke jurang resesi yang lebih parah daripada krisis 2008.

Baca juga: Jenis Virus Corona di Indonesia Disebut Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Berikut cara sejumlah negara dalam merespon ancaman krisis tersebut, dilansir dari Council on Foreign Relations (CFR), Senin (4/5/2020).

China

Petugas medis memeriksa pasien Covid-19 di Rumah Sakit Leishenshan, Wuhan, China. Rumah sakit itu bakal ditutup setelah pasien terakhir virus corona dipindahkan.Sky News Petugas medis memeriksa pasien Covid-19 di Rumah Sakit Leishenshan, Wuhan, China. Rumah sakit itu bakal ditutup setelah pasien terakhir virus corona dipindahkan.

Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia itu mulai bangkit kembali pada April setelah menghadapi ledakan virus corona pada akhir 2019.

Secara keseluruhan, produk domestik bruto (PDB) turun hampir 7 persen pada kuartal pertama, sebuah kontraksi pertama China dalam lebih dari 40 tahun terakhir.

Sejauh ini, bank sentral China telah mengambil tindakan yang relatif sederhana dengan mengurangi persyaratan cadangan untuk bank dan memungkinkan mereka untuk meminjamkan 80 miliar dollar AS kepada pelaku bisnis yang kesulitan.

Namun, kebijakan itu akan memangkas suku bunga di bulan-bulan mendatang.

Sejumlah pihak menyebut adanya kemungkinan bahwa China dapat melupakan target ekonomi untuk tahun ini.

Untuk mencapai tujuan jangka panjang mereka, yaitu menggandakan GDO antara 2010 dan 2020, China harus tumbuh setidaknya 5,6 persen tahun ini, sebuah langkah yang menurut beberapa ekonom masih mungkin dicapai.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 5 Juni: 6,6 Juta Orang Terinfeksi | Iran Bersiap Hadapi Gelombang Kedua

Jerman

Sekelompok perawat di Jerman membawa tulisan di kardus, yang dalam bahasa Indonesia berarti Kami akan tetap di sini untuk kalian, dan kalian tolong tetap di rumah. Foto diambil pada 19 Maret 2020.SASCHA STEINBACH/EPA-EFE Sekelompok perawat di Jerman membawa tulisan di kardus, yang dalam bahasa Indonesia berarti Kami akan tetap di sini untuk kalian, dan kalian tolong tetap di rumah. Foto diambil pada 19 Maret 2020.

Ekonomi Jerman diperkirakan akan menyusut untuk pertama kalinya sejak 2009. Pemerintah sendiri telah memperkirakan kontraksi lebih dari 6 persen yang akan menjadi kinerja ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Pada Maret lalu, hampir setengah juta perusahaan Jerman mengajukan permohonan agar karyawan mereka bergabung dengan program kerja pemerintah jangka pendek untuk mencegah PHK massal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

8 Catatan Prestasi Timnas Indonesia Selama Dilatih Shin Tae-yong

Tren
Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Promo Tiket Ancol Sepanjang Mei 2024, Ada Atlantis dan Sea World

Tren
Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Viral, Video Drone Diterbangkan di Kawasan Gunung Merbabu, TNGM Buka Suara

Tren
Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Daftar 19 Wakil Indonesia dari 9 Cabor yang Sudah Pastikan Tiket ke Olimpiade Paris 2024

Tren
Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Warga Bandung “Menjerit” Kepanasan, BMKG Ungkap Penyebabnya

Tren
Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Medan Magnet Bumi Melemah, Picu Kemunculan Makhluk Aneh 500 Juta Tahun Lalu

Tren
Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Jadwal Keberangkatan Haji 2024 dari Indonesia, Ini Cara Mengeceknya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com