Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi

Kompas.com - 13/05/2020, 16:42 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Informasi terkait adanya daging babi yang diolah sedemikian rupa menyerupai daging sapi dijual bebas di Kabupaten Bandung beredar di sejumlah media sosial sejak Minggu (10/5/2020).

Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, ada dua warga Solo yang tinggal di Bandung mendapat kiriman daging babi dari Solo.

Kemudian mereka melakukan pengolahan daging babi tersebut menyerupai daging sapi dan meminta dua temannya untuk menjual daging tersebut ke beberapa daerah di Bandung.

Meski termasuk tindakan kriminal dengan cara penipuan ini, masyarakat menjadi resah lantaran daging babi ini dijual dengan harga yang setara dengan daging sapi.

Tak hanya itu, daging babi juga disinyalir merupakan salah satu sumber dari penyakit cacing pita.

Baca juga: Dilarang Keras, seperti Apa Bahaya Konsumsi Daging Bangkai?

Lantas, apa saja dampak yang terjadi saat mengonsumsi daging babi?

Tiap tahunnya, Sumatera Utara memproduksi lebih dari 40,000 ton daging babi. Getty Images Tiap tahunnya, Sumatera Utara memproduksi lebih dari 40,000 ton daging babi.

Menanggapi hal itu, Dosen Prodi Gizi Kesehatan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Harry Freitag mengungkapkan, daging babi dianggap berbahaya lantaran ada potensi terinfeksi cacing pita.

"Jadi, daging babi memiliki risiko tinggi mengandung parasit Trichinella spiralis atau roundworm, Taenia solium atau tapeworm, dan Toxoplasma gondii," ujar Harry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/5/2020).

Menurutnya, pada daging babi memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan daging lainnya.

Meskipun hal ini bergantung pada negara, infeksi cacing ini juga dapat dideteksi di negara maju.

Adapun negara maju yang banyak mengonsumsi daging babi yakni Amerika maupun Eropa.

Di dua negara ini juga sering dilakukan infeksi produk-produk daging babi guna mengontrol jumlah daging babi dengan cacing.

Meski begitu, Harry mengungkapkan bahwa seiring semakin modernnya zaman, kasus cacing pita pada babi ini mulai berkurang.

Salah satu upaya yang dapat dicegah yakni dengan memasak daging tersebut hingga benar-benar matang.

"Oleh karena itu, cara pengolahannya harus tepat salah satunya adalah dimasak dengan benar-benar matang," kata dia.

Baca juga: Mengenal Demam Babi Afrika dan Hog Cholera di Sumut

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com