Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, WHO Sebut Tiga Vaksin Covid-19 Telah Diuji Pada Manusia

Kompas.com - 14/04/2020, 19:04 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hingga kini, setidaknya ada 70 vaksin Covid-19 yang tengah dikembangkan di dunia. Menurut keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tiga di antaranya telah diuji pada manusia. 

Upaya pengembangan vaksin ini terus dilakukan untuk menemukan obat bagi patogen berbahaya yang masih mewabah hingga kini.

Melansir Bloomberg (13/4/2020), perkembangan terdepan dari proses klinis saat ini adalah vaksin eksperimental yang dikembangkan oleh CanSino Biologics Inc. yang terdaftar di Hong Kong dan Institut Bioteknologi Beijing. 

Pengembangan vaksin tersebut berada telah memasukki fase kedua.  Sementara, dua lainnya yang telah diujikan pada manusia adalah pengobatan yang dikembangkan secara terpisah oleh produsen obat AS Moderna Inc. dan Inovio Pharmaceuticals Inc.

Baca juga: Cerita Ibu Hamil Positif Corona di Semarang, Habiskan Waktu Selama Isolasi Diri dengan Nonton Drakor

Percepatan pengembangan vaksin

Kemajuan pengembangan vaksin dilakukan dengan sangat cepat lantaran patogen virus corona yang dihadapi belum dapat dihilangkan jika hanya melalui tindakan pengendalian saja.

Industri obat pun berharap dapat menekan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh vaksin ke pasar, yang biasanya sekitar 10-15 tahun.

Baik produsen obat maupun kecil telah turut mencoba untuk mengembangkan vaksin, yang akan menjadi cara paling efektif untuk menahan virus.

Baca juga: BTS Semangati Indonesia Lawan Pandemi Virus Corona

Perusahaan farmasi besar seperti Pfizer Inc. dan Sanofi juga telah memiliki kandidat vaksin yang tengah berada pada tahap praklinis.

Bulan lalu, CanSino mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima persetujuan pemerintah China untuk memulai uji coba vaksin pada manusia. 

Sementara, Moderna, yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, menerima persetujuan regulator untuk bergerak cepat dan melakukan uji coba ke manusia pada bulan Maret.

Tahapan percobaan terhadap hewan pun dilewati. Sedangkan Inovio memulai percobaan pada manusia minggu lalu.

Baca juga: Kisah Pengusaha Mesin Laundry Banting Setir Bikin Ventilator demi Perangi Corona

Tahapan pembuatan vaksin

Umumnya, diperlukan waktu hingga 10 tahun dan biaya 1-2 milliar dollar AS untuk mencapai persetujuan akhir vaksin dengan tingkat kegagalan hingga lebih dari 90 persen.

Oleh karena itu, pengembangan vaksin menjadi sangat menantang. 

Namun, selama pandemi, waktu ini ditekan. Setelah wabah virus corona pertama diumumkan, hanya diperlukan waktu 2,5 bulan bagi para ilmuwan untuk melakukan uji pertama vaksin pada manusia.

Baca juga: Ahli Sarankan Gangguan Sensorik Jadi Standar Pemeriksaan Corona

Melansir South China Morning Post (SCMP), biasanya, ada tiga fase pengujian berurutan. Fase pertama adalah uji yang biasanya dilakukan pada kurang dari 50 orang. Uji ini dijalankan untuk melihat keamanan dan respons terhadap vaksin ditemukan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

5 Kasus Pembunuhan Mutilasi yang Jadi Sorotan Dunia

Tren
Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com