Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Wuhan Tolak Karantina Virus Corona: "Lebih Baik Kami Mati di Rumah..."

Kompas.com - 05/02/2020, 18:45 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah kisah datang dari para penduduk daratan China yang kotanya diisolasi dan sebagian harus menjalani karantina.

Salah satunya Wang, seorang ibu rumah tangga berusia 33 tahun. Keluarga Wang masih tinggal di kota tersebut sejak mulai diberlakukan isolasi tanggal 23 Januari lalu. 

Melansir BBC, Wang pun mengungkapkan kisahnya selama menjalani masa isolasi di Kota Wuhan

Wang lalu mengisahkan pamannya yang telah meninggal, ayahnya yang berada dalam kondisi kritis, serta ibu dan tantenya yang mulai menunjukkan gejala virus corona.

Baca juga: A-Z Informasi Dasar Wabah Virus Corona

Berdasarkan hasil CT scan, paru-paru mereka terinfeksi. Saudara laki-lakinya juga telah mengalami batuk-batuk dan kesulitan pernapasan.

"Ayah demam tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 39,3 derajat celsius. Dia terus batuk dan kesulitan bernapas. Kami menggunakan mesin oksigen di rumah dan dia bergantung pada alat tersebut 24 jam," ungkap Wang.

Sementara, ibu dan tantenya setiap hari pergi ke rumah sakit dengan harapan memperoleh kamar untuk ayahnya terlepas dari kondisi mereka sendiri.

Namun, tidak ada rumah sakit yang mau menerimanya.

Baca juga: Kata Dirut Bio Farma, Ini Cara Paling Ampuh Cegah Virus Corona

Kondisi di karantina

Wang mengatakan bahwa pamannya meninggal di titik karantina karena tidak adanya fasilitas medis untuk orang-orang dengan gejala yang parah.

"Saya sangat berharap ayah dapat memperoleh perawatan yang lebih baik tetapi tidak ada yang menghubungi atau membantu kami saat ini," tutur Wang. 

Awalnya, Wang mengira bahwa tempat karantina yang dikunjungi oleh ayah dan pamannya adalah rumah sakit. Akan tetapi, ternyata tempat tersebut merupakan sebuah hotel.

Di tempat tersebut tidak ada perawat atau dokter serta tidak ada penghangat.

"Mereka pergi ke sana saat sore hari dan para staf memberikan mereka makan malam yang telah dingin di malam harinya. Paman saya sangat sakit saat itu dan mulai kehilangan kesadaran," kata Wang.

Selain itu, tidak ada dokter yang datang untuk merawatnya. Paman dan ayahnya juga berada di ruangan yang berbeda.

Baca juga: Virus Corona yang Sudah Membunuh 490 Orang Bakal Mendapat Nama Resmi

Saat ayahnya pergi ke kamar paman Wang pukul 06.30 pagi harinya, pamannya telah meninggal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com