KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal Frankfurt Book Fair yang berlangsung ketika ia masih menjabat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Pendidikan Tinggi.
Anies menyampaikannya dalam bincang-bincang bersama Deddy Corbuzier di akun YouTube Deddy. Video itu diunggah pada Kamis (14/11/2019).
Deddy menanyakan tanggapan Anies yang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga ada korupsi dalam anggaran Frankfurt Book Fair 2015.
"Orang kalau nulis laporan bisa aja. Tapi masalahnya ada dasarnya enggak? Gini, itu adalah pekerjaan Kemendibud yang diaudit oleh BPK. Peristiwa Frankfurt Book Fair adalah suatu pameran kebudayaan yang sangat besar," kata Anies.
Baca juga: Anies: Lebih Baik Dikira Bermasalah Ternyata Enggak
Menurut Anies, pameran itu yang membuat buku-buku dari Indonesia dikenal di Eropa. Sebab, buku-buku di Eropa diterjemahkan dari bahasa Jerman.
"Pasar Eropa nerjemahin buku bukan dari bahasa Inggris. Tapi dari Bahasa Jerman lalu akan diterjemahin yang lain," ujar Anies.
Anies mengatakan ongkos yang mahal mencapai Rp 146 miliar karena standar penerjemahan yang berbeda dari Indonesia.
"Aturan di Indonesia harganya Rp 500.000 per lembar, ketika di Jerman enggak bisa dan satuan itu bisa jadi lebih tinggi dari kita. Tapi kalau enggak kita gunakan itu hasilnya akan beda sekali," kata Anies.
Baca juga: Temuan Anggaran Janggal DKI, Anies: Saya Tidak Bersalah
Keberadaan Indonesia sebagai guest of honour di Frankfurt Book Fair 2015, kata Anies, meninggalkan kesan yang membekas.
Anies meyakini tak ada yang salah dari acara itu. Sebab, ia sampai menugaskan Inspektorat Kemendikbud untuk ikut ke Jerman mengawasi penggunaan anggaran. Jika pun ada kejanggalan, kata Anies, pasti sudah jadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Ini harganya sesuai dengan aturan. Kok dilaporin, kan repot, pake demo panas pula, kasihan sekali," ujar Anies sambil tertawa.
Ia menyebut laporan itu hanya upaya untuk mendiskreditkan dirinya. Sebab, anggaran Frankfurt Book Fair juga pernah dipermasalahkan menjelang Pilkada DKI.
Baca juga: Anies Baswedan Diduga Terkait Kasus Frankfurt Book Fair 2015
Diberitakan sebelumnya, foto hitam putih Novel dan Gubernur DKI Jakarta Novel Baswedan duduk bersama seusai shalat di sebuah masjid viral di media sosial.
Foto itu kemudian dikaitkan-kaitkan seolah-olah berimplikasi dengan sebuah lembaran yang tertulis “Tanda Bukti Penerimaan Laporan/Informasi Dugaan TPK”. Kasus yang dimaksud yakni Frankfurt Book Fair 2015.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah memastikan, informasi mengenai biaya Frankfurt Book Fair tahun 2015 oleh Kemendikbud yang dikait-kaitkan dengan foto Novel dan Anies itu tidak benar.
Baca juga: Anies Baswedan Bangga dengan Kiprah Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015