Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Lebih Baik Dikira Bermasalah Ternyata Enggak

Kompas.com - 14/11/2019, 19:40 WIB
Nibras Nada Nailufar

Editor

KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi santai kritikan terhadap penyusunan APBD DKI Jakarta 2020 yang janggal.

Ia menyatakan tak apa-apa jika dianggap bermasalah.

"Lebih baik dikira bermasalah ternyata enggak, daripada dikira tidak bermasalah, ternyata bermasalah," kata Anies dalam tayangan di akun YouTube Deddy Corbuzier pada Kamis (14/11/2019).

Jawaban itu disampaikan Anies ketika Deddy bertanya mengapa Anies tak pernah terbuka soal kerjanya selama ini.

Baca juga: Temuan Anggaran Janggal DKI, Anies: Saya Tidak Bersalah

Anies baru terbuka ketika anggaran janggal pengadaan lem Aica Aibon senilai Rp 82 miliar ditemukan dan membuat heboh publik.

Menurut Anies, mata anggaran yang janggal dan jadi kontroversi itu disebabkan oleh sistem e-budgeting yang masih manual.

Sistem e-budgeting yang menurutnya kurang ini, sudah diketahuinya sejak tahun lalu. Ia ingin sistem e-budgeting bisa langsung menolak mata anggaran yang tak masuk akal.

Untuk itu, Anies langsung meminta agar dibuat aplikasi yang lebih canggih.

"Saya enggak mau bilang soal sistem. Kalau saya mau jadikan komoditas politik, bisa langsung go public, 'Saudara-saudara semua, saya menemukan sistem bermasalah, ini bukan masalah yang saya ciptakan'," kata Anies.

Baca juga: Fakta Baru Anggaran Aibon Rp 82 M, Sudin Pendidikan Jakbar Mengaku Asal Input

"Saya enggak ngomong, enggak berisik, karena saya enggak berpolitik. Jadi sekarang saya jelasin," ujar Anies.

Polemik Aica Aibon

Diberitakan, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur menganggarkan Rp 82 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam anggaran alat tulis kantor pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.

Hal itu jadi soroton publik setelah anggaran itu viral di media sosial setelah dibongkar Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada Selasa (29/10/2019) tengah malam.

Sekretaris Dinas Pendidikan DKI Jakarta Susi Nurhati menyebut, anggaran sebesar Rp 82 miliar itu muncul karena ada kesalahan pengetikan.

Baca juga: Mencla-mencle Pejabat DKI Seputar Munculnya Anggaran Lem Aibon Rp 82 M

Namun, pernyataan ini nyatanya tidak sinkron dengan pernyataan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Syaefuloh Hidayat.

Syaefuloh mengatakan, tidak ada anggaran Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem Aibon dalam program belanja alat tulis kantor 2020.

Titik terang soal munculnya anggaran lem Aibon ini baru didapat pada Rabu (30/10/2019) malam.

Kasubag Tata Usaha Sudin Pendidikan Jakarta Barat Wilayah I Sudarman mengakui asal pilih ketika memasukkan lem Aibon dalam dokumen rancangan KUA-PPAS DKI Jakarta 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com