Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman, Jokowi: Sebuah Silaturahmi

Kompas.com - 12/11/2019, 14:37 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo menegaskan pandangannya tentang adegan pelukan yang dilakoni oleh dua ketua umum partai beda kubu, Surya Paloh dari Nasdem dan Sohibul Iman dari PKS.

Jokowi menyebutnya sebagai bentuk silaturahmi para elite politik, dan adalah sesuatu yang baik. Hal itu salah satunya ia sampaikan melalui unggahan Instagram-nya, Selasa (12/11/2019) pagi.

Baca juga: Politisi Nasdem: Pelukan Jokowi-Surya Paloh Bukti Kami Rangkul Semua Pihak

"Pak Surya Paloh berpelukan erat dengan Pak Sohibul Iman. Saya berangkulan hangat dengan Pak Surya Paloh, dan juga bersalaman akrab dengan Pak Sohibul Iman.
Rangkulan, pelukan, salaman di antara para pemimpin adalah sebentuk silaturahmi, senantiasa memperteguh komitmen kebangsaan, kenegaraan, persaudaraan, persatuan, kerukunan.
Kenapa tidak?"

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Joko Widodo (@jokowi) pada 11 Nov 2019 jam 4:58 PST

Keterangan itu Presiden tuliskan untuk melengkapi foto dirinya yang terlihat merangkul Surya Paloh, diambil dari arah belakang.

Dalam pidato sambutan HUT ke-8 Partai Nasdem, Senin (11/11/2019), Presiden menyatakan kecemburuannya atas pelukan Paloh dan Sohibul Iman pada sebuah pertemuan tertutup antara Nasdem dan PKS, akhir bulan lalu.

Ia menyebutkan, selama ini pengusaha sekaligus pendiri Partai Nasdem itu tidak pernah melakukan hal yang sama kepadanya.

“Urusan rangkulan Bang Surya dan Pak Sohibul Iman itu hanya urusan kecemburuan, karena saya memang tidak pernah dirangkul seerat itu,” ucap Jokowi seperti dikutip dari video Kompas TV.

“Tetapi, setelah saya sampaikan sambutan, saya akan peluk erat Bang Surya, lebih erat daripada beliau memeluk Pak Sohibul Iman,” lanjutnya.

Pernyataannya pun sontak disambut riuh tawa dan tepukan tangan para tamu yang hadir malam tadi.

Pelukan para elite politik ini menjadi pemandangan yang mengundang perhatian. Pasalnya, Nasdem selama ini disebut tengah melakukan manuver untuk mempersiapkan kontestasi politik 2024 dengan menggandeng PKS untuk mengusung Anies Baswedan pada pilpres mendatang.

Dalam satu kesempatan, Paloh sempat bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta itu pada pekan terakhir Juli lalu. Pertemuan itu juga ditengarai menyebabkan Megawati enggan menyalaminya saat acara pelantikan anggota DPR 2019-2024 pada awal Oktober silam.

Dugaan ini semakin menguat ketika sempat terjadi isu keretakan di dalam tubuh koalisi pemerintahan.

Paloh, sang Ketua Umum, bahkan sempat menyatakan akan menjadi oposisi pemerintah saat mengetahui bergabungnya Gerindra di pemerintahan.

Baca juga: Penutupan Kongres Nasdem dan Pelukan Erat Jokowi-Surya Paloh...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com