Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buzzer Turunkan Indeks Kebebasan Internet di Indonesia

Kompas.com - 07/11/2019, 18:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Buzzer dan disinformasi membuat indeks kebebasan internet Indonesia turun. Hal ini diungkap Freedom House lewat laporannya yang dirilis pada Selasa (5/11/2019).

Freedom House menyebutkan indeks kebebasan internet di Indonesia turun. Dari skor 54/100 di tahun 2018, menjadi 51/100 di tahun 2019.

Skor tersebut terdiri dari tiga item penilaian yaitu hambatan akses (obstacles to acces), keterbatasan konten (limits on content), dan pelanggaran hak pengguna (violations of user rights).

Untuk hambatan akses, Indonesia mendapat skor 14/25. Sedangkan keterbatasan konten dan pelanggaran hak pengguna masing-masing mendapat skor 19/35 dan 18/40.

Baca juga: Peneliti: Pilkada DKI 2012, Momentum Berkembangnya Buzzer...

Alasan Penurunan

Ada beberapa hal yang menyebabkan indeks kebabasan internet di Indonesia menurun.

Pertama, setelah pemilihan presiden dan legislatif pada bulan April 2019 lalu, pemerintah membatasi media sosial dan platform komunikasi selama dua hari sebagai upaya untuk membatasi penyebaran disinformasi.

Kedua, sebanyak 961.456 situs telah diblokir pemerintah. Situs tersebut dianggap sebagai konten negatif.

Dalam hal ini, konten negatif didefinisikan sebagai materi yang mencakup pencemaran nama baik, amoralitas, pornografi, informasi palsu, ujaran kebencian, terorisme, dan penipuan.

Baca juga: Ancaman Jerat UU ITE dan Proteksi Self-censorship...

Ketiga, banyaknya disinformasi dan manipulasi konten menjelang pemilihan di bulan April.

Para kandidat disebut telah menyewa ahli strategi kampanye online yang memobilisasi buzzer dan akun bot untuk menyebarkan propaganda politik.

Keempat, adanya persekusi atau kriminalisasi atas aktivitas online setidaknya dalam dua kasus, yaitu kasus kritikan atas perusahaan tekstil dan penyeruan kemerdekaan Papua.

Kelima, Kementerian Komunikasi dan Informatika menciptakan "war room" pada Oktober 2018 dengan menugaskan 70 staf untuk memonitor media sosial secara real time. Kominfo mengancam akan menuntut siapa pun yang melanggar hukum.

Baca juga: Buka-bukaan soal Buzzer (1): Pengakuan Denny Siregar dan Pepih Nugraha soal Buzzer Istana

Terakhir, meninggalnya jurnalis Kemajuan Rakyat Muhammad Yusuf karena meliput sengketa tanah antara petani dan perusahaan kelapa sawit.

Negara Lain

Selain Indonesia, ada 33 negara lain yang mengalami penurunan indeks kebebasan internet sejak Juni 2018 lalu.

Dalam laporan tersebut, Islandia menjadi negara yang memperoleh skor tertingg, yaitu 95/100.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 8-9 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Minum Kopi Sebelum Makan, Apa Efeknya? | Cabut Gigi Berakhir Meninggal Dunia

Tren
Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com