Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Mendikbud, Apa Tantangan dan PR yang Menanti Nadiem Makarim?

Kompas.com - 24/10/2019, 15:55 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjadi menteri yang usianya paling muda di antara 37 jajaran menteri/setingkat menteri dalam Kabinet Indonesia Maju 2019.

Setelah diumumkan dan dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu (23/10/2019), penunjukan Nadiem sebagai Mendikbud menjadi perhatian.

Kewenangan Mendikbud pada Kabinet Indonesia Maju ini juga mencakup pendidikan tinggi yang sebelumnya bergabung dalam Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Dikenal sukses sebagai pengusaha dengan inovatif, bagaimana tantangan mantan CEO Gojek ini menangani persoalan pendidikan dan kebudayaan di Tanah Air?

Pemerhati pendidikan yang juga dosen Universitas Multimedia Nusantara, Doni Kusuma mengatakan, latar belakang Nadiem dinilainya tak berpengaruh besar jika yang bersangkutan punya kecakapan.

"Nadiem itu kan memiliki inovasi yang sangat luar biasa dan dia orang yang sangat berani untuk mengubah," kata Doni saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/10/2019) siang.

Baca juga: Jadi Mendikbud, Berapa Gaji Nadiem Makarim?

Menurut dia, dengan ditunjuknya Nadiem sebagai Mendikbud, akan mendorong sistem pendidikan yang lebih efisien dengan penerapan perangkat teknologi.

"Lalu kurikulum yang sangat berat, dapat disederhanakan," ujar dia.

Doni mengatakan, tugas menjadi Mendikbud Dikti memang tidak mudah. Doni berharap, Nadiem dapat berperan secara maksimal.

"Kalau saya lihat dari track record, dia (Nadiem) orang yang berani mengambil keputusan. Orang-orang menentang dia di mana-mana, tapi dia cuek dan berhasil," kata Doni.

Doni melanjutkan, harapan perubahan dan kemajuan bangsa ke arah yang baik berada dalam genggaman para generasi muda.

"Nadiem itu bisa melihat masa depan, maka dia bisa mempersiapkan apa yang dibutuhkan untuk saat ini," kata dia.

Tantangan

Meski demikian, tak bisa dipungkiri, akan ada tantangan yang dihadapi Nadiem.

Hal itu terutama berkaitan dengan sistem birokrasi dan mekanisme anggaran.

"Di birokrasi kan ada aturan-aturan. Bisa enggak Nadiem membuat terobosan-terobosan peraturan-peraturan yang kemudian itu bisa mempermudah dan memperingan kinerja pendidikan," ujar Doni.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com