Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Tersangka KPK, Berikut Profil dan Harta Kekayaan Wali Kota Medan

Kompas.com - 17/10/2019, 17:45 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin sebagai tersangka dalam kasus suap terkait urusan proyek dan jabatan di Pemerintahan Kota Medan tahun 2019, Rabu (16/10/2019).

Selain Dzulmi, KPK juga menetapkan Kepala Bagian Protokoler Kota Medan Syamsul Fitri Siregar dan Kepala Dinas PUPR Kota Medan Isa Ansyari sebagai tersangka.

Dzulmi dan Syamsul diduga sebagai penerima suap, sementara Isa diduga sebagai pemberi suap.

Sebelumnya, Dzulmi terkena OTT KPK pada Rabu (16/10/2019).

Dari OTT tersebut, KPK mengamankan total tujuh orang dari unsur Wali Kota, Kepala Dinas PU, protokoler, ajudan Wali Kota, serta swasta.

Lalu, bagaimana sepak terjang Dzulmi sebelum dicokok KPK?

Dilansir dari pemkomedan.go.id, Dzulmi Eldin lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 4 Juli 1960.

Dzulmi memulai karier di dunia politik pada tahun 2010 sebagai Wakil Wali Kota Medan. Saat itu ia mendampingi Rahudman Harahap pada Pilkada 2010.

Pasangan Rahudman-Eldin memperoleh 485.446 suara atau 65,87 persen suara, sementara rivalnya, pasangan Sofyan Tan-Nelly Armayanti, hanya mampu meraih 251.435 suara atau 34,13 persen suara.

Pada tahun 2013, kariernya semakin menanjak kala menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Medan menggantikan Rahudman yang tersandung kasus korupsi.

Baca juga: 5 Kepala Daerah yang Terjaring OTT KPK dalam 2 Bulan Terakhir

Pilkada Kota Medan

Pada tahun 2015, Dzulmi kembali maju dalam Pemilu Kepala Daerah Kota Medan.

Saat itu, ia menggandeng Akhyar Nasution sebagai pasangannya sebagai Wakil Wali Kota Medan.

Dzulmi-Ahyar ketika itu berhadapan dengan pasangan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma.

Hasilnya, Dzulmi-Akhyar keluar sebagai pemenang dengan raihan suara 346.406 suara atau 71,72 persen.

Sementara Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma hanya memperoleh 136.608 suara atau 28,28 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com