Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa Ricuh, Pengamat Sebut Intelijen Harus Bergerak

Kompas.com - 27/09/2019, 18:06 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demo menolak disahkannya Rancangan KHUP (RKUHP) dan mendesak pencabutan UU KPK versi revisi yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia berakhir ricuh.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio, intelijen harus segera turun tangan untuk mengetahui penyebab kerusuhan tersebut.

"Saya berpendapat bahwa intelijen harus segera bergerak, harus mengetahui dari mana penyebabnya," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/9/2019).

Ia mengatakan, ada dua model yang bisa diterapkan untuk mengetahui penyebab rusuh demo mahasiswa.

"Terserah mau pakai model kontra intelijen atau model langsung tangkap," kata Agus.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa intelijen harus bergerak dan menjelaskan kepada Presiden Joko Widodo, karena presiden tidak mengetahui detail di lapangan.

"Kalau mau memakai model kontra intelijen, presiden harus dikasih tahu bagaimana prosesnya. Kan ada ilmunya itu," jelas Agus.

Tak hanya itu, Agus juga mengingatkan bahwa saat ini ada banyak sel-sel kelompok radikal yang berusaha menyebarkan paham mereka.

"Ini kan sekarang banyak sel-sel (kelompok radikal) yang mereka tidak peduli siapa presidennya, pokoknya paham mereka tersebar," papar Agus.

 

Selain itu, Agus mengatakan kelompok tersebut berupaya untuk merubah pancasila dan mengganti dengan paham milik mereka (kelompok radikal).

Ia mencontohkan banyak kasus seperti ini yang terjadi di luar negeri.

"Contohnya sudah banyak di luar negeri, apa kita mau kejadian tersebut terjadi di Indonesia? kalau tidak mau ya mari kita kerja bersama menghalau hal itu terjadi," terang Agus.

Baca juga: Seni Perlawanan Anak Muda di Balik Poster Lucu Pendemo

Ada yang menunggangi?

Menurut Agus, ada pihak yang mencoba untuk memanfaatkan demo mahasiswa beberapa hari terakhir.

Namun, ia tidak menjelaskan secara jelas pihak mana yang menunggangi kejadian kemarin.

"Menurut saya, ya pasti ada yang menunggangi, coba perhatikan, apa kemarin yang memakai jaket almamater itu semua mahasiswa? belum tentu," kata Agus lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com