Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Chanee Kalaweit, Bule Perancis yang Jadi Korban Kabut Asap

Kompas.com - 21/09/2019, 05:47 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Chanee Kalaweit memang bukan orang asli Indonesia. Namun, dedikasinya untuk kelestarian satwa dan lingkungan di Indonesia patut diacungi jempol.

Pria dengan nama asli Aurelien Francis Brule ini sudah 21 tahun mendedikasikan dirinya untuk mempertahankan kelestarian hutan Indonesia agar bisa menjadi rumah yang nyaman bagi satwa liar yang hidup di dalamnya.

Lewat yayasan Kalaweit yang didirikannya, Chanee, begitu ia biasa disapa, terus aktif melakukan rehabilitasi satwa liar yang menjadi korban deforestasi dan praktik perburuan liar.

Awalnya, pria kelahiran Fayence, Distrik Var, Perancis Selatan, 38 tahun silam ini datang ke Indonesia pada tahun 1998 untuk menyelamatkan spesies Owa.

Tanpa bekal kemampuan berbahasa Indonesia, tahun 1998, Chanee nekat datang ke Kalimantan untuk membangun konservasi satwa liar, khususnya Owa.

"Saya datang ke Indonesia sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Saya belajarnya dari bergaul dengan masyarakat setempat," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Baca juga: Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, 144.000 Warga Kena ISPA

Dedikasi untuk satwa liar Indonesia

Hingga hari ini, yayasan yang didirikannya menjadi mitra departemen kehutanan untuk menyelamatkan satwa yang dilindungi.

Perjuangannya untuk menyelamatkan satwa-satwa di Indonesia bukan berarti tanpa duka.

Bagi Chanee, hal terberat yang ia alami saat berjuang menyelamatkan satwa liar di Indonesia adalah melihat wajah Kalimantan yang berubah drastis demi industri perkebunan.

"Yang paling membuat saya sedih, dalam 20 terakhir melihat wajah Kalimantan berubah. Hutan Kalimantan hancur demi industri," ujar dia.

Selama 20 tahun lebih berjuang menyelamatkan satwa, Chanee mengaku pernah menghadapi berbagai ancaman, terutama saat ia membuat video mengenai kabut asap yang menyelimuti Kalimantan. 

"Selama 20 tahun lebih di sini pasti ada konflik dan ancaman, terutama setelah saya bikin video itu. Kalau kita berusaha menyelamatkan sesuatu ada membuat perubahan baik pasti ada musuh. Apalagi, yang ada di hadapan kita perusahaan-perusahaan yang cuma mikir profit," ungkapnya.

Namun, rintangan tersebut tak memutuskan langkah Chanee untuk tetap berjuang. Baginya, ancaman-ancaman yang ia dapatkan tak sebanding dengan keberhasilannya melindungi lebih dari 1000 hektare lahan dan hutan di Kalimantan.

"Semua keberhasilan ini juga berkat dukungan masyarakat sekitar. Saya tidak akan bisa mendapatkan semua ini tanpa dukungan mereka," ucapnya.

Baca juga: Soal Karhutla, Pemerintah Diminta Evaluasi Perizinan Sawit

Korban kabut asap

Bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Kalimantan dan Sumatera turut membuatnya frustrasi.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Tren
Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Tren
Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com