Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung

Kompas.com - 19/05/2024, 12:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pura Pucak Mangu terletak di Kabupaten Badung, Bali, tepatnya di Banjar Tinggan, Desa Pelaga, Kecamatan Petang.

Lokasi pura ini berada di puncak Gunung Mangu atau Gunung Catur, sekitar 2.096 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Oleh sebab itu, umat Hindu yang ingin bersembahyang di Pura Puncak Mangu, harus melakukan pendakian.

Kendati demikian, di jalan menuju Pura Pucak Mangu, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang indah dan sangat asri.

Pura Pucak Mangu merupakan salah satu pura Sad Kahyangan Jagat atau enam pura utama yang menjadi pilar Pulau Bali.

Dulu, pura ini juga pernah menjadi tempat pertapaan pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Mengwi, yakni I Gusti Agung Putu.

Berikut sejarah Pura Pucak Mangu di Kabupaten Badung.

Baca juga: Sejarah Pura Luhur Batukaru di Tabanan

Pura Catur Loka Pala

Melansir Tribun Bali, Pura Puncak Mangu menyimpan sejarah panjang, yang erat kaitannya dengan keberadaan pura-pura yang dipercaya warga setempat sudah ada sejak zaman dulu.

Bahkan di kompleks pura ini terdapat batu lingga berukuran besar sekitar halaman utama pura, dari zaman Megalitikum.

Pura Puncak Mangu diyakini dijadikan tempat I Gusti Agung Putu bertapa setelah kalah dari I Gusti Ngurah Batu Tumpeng.

Setelah bertapa di tempat ini, I Gusti Agung Putu menemukan jati dirinya kembali, lalu berusaha bangkit dari kekalahan untuk meraih kemenangan, hingga akhirnya mampu mendirikan Kerajaan Mengwi.

Hingga abad ke-18, pelinggih utama di Pura Pucak Mangu hanya lingga-yoni beserta bangunan pelengkap dalam ukuran yang lebih kecil.

Pura peninggalan sejarah kuno Bali ini kemudian dipugar oleh I Gusti Agung Putu dengan dibangun sejumlah pelinggih.

Baca juga: Sejarah Pura Goa Lawah di Bali

Pura Puncak Mangu merupakan salah satu pura terpenting di Bali yang berfungsi sebagai Catur Loka Pala, yakni empat pura yang menempati posisi mata angin sebagai pelindung Pulau Bali.

Dalam pandangan kosmik, jagad atau semesta alam terdiri dari empat elemen dasar yang termanifestasi dalam empat penjuru mata angin, yaitu timur, selatan, barat, dan utara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com