Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpek Kandang: Tujuan dan Maknanya

Kompas.com - 27/04/2024, 09:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tumpek Kandang atau Tumpek Uye merupakan tumpek kelima dari enam tumpek dalam siklus kalender Bali.

Tumpek Kandang adalah sebuah perayaan sakral yang diselenggarakan oleh umat Hindu Bali pada Sabtu atau Saniscara Kliwon wuku Uye, yang datang setiap 210 hari.

Pada hari Tumpek Kandang, umat Hindu melakukan sembahyang dan mengupacarai binatang-binatang peliharaan dan ternak yang menjadi bagian hidup mereka.

Berikut ini tujuan dan makna Tumpek Kandang.

Baca juga: Tumpek Wariga, Ungkapan Syukur Atas Kekayaan Alam yang Melimpah

Tujuan dan Makna Tumpek Kandang

Tumpek Kandang adalah hari pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati atau Sang Hyang Rare Angon, yang memelihara semua makhluk di dunia ini.

Oleh karena itu, hari raya Tumpek Kandang dianggap sebagai momen suci di mana semua binatang diberkati dan dihormati.

Selama perayaan ini, umat Hindu Bali memanjatkan doa-doa dan mempersembahkan berbagai macam sajen kepada Dewa Siwa Pasupati sebagai ungkapan terima kasih dan penghormatan atas karunia dan keberadaan binatang dalam kehidupan sehari-hari.

Tumpek Kandang merupakan hari untuk mengupacarai semua jenis binatang, baik binatang ternak, binatang peliharaan, hingga binatang liar.

Tujuannya adalah memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati untuk memberikan keselamatan dan kesejahteraan pada semua binatang peliharaan yang mereka sayangi.

Baca juga: Tumpek Landep, Hari Suci untuk Mengasah Ketajaman Pikiran

Di momen ini pula, umat Hindu Bali menyampaikan permohonan keselamatan bagi semua binatang ternak agar terus memberikan manfaat dan hasil yang melimpah sesuai harapan pemiliknya.

Tumpek Kandang bermakna sebagai salah satu wujud rasa kasih sayang dan ungkapan rasa terima kasih manusia pada binatang peliharaan atau ternak, yang telah berjasa karena sudah membantu manusia dalam bekerja, digunakan sebagai kurban dalam upacara, hingga dikonsumsi.

Melansir seririt.bulelengkab.go.id, pada hari Tumpek Kandang umat Hindu juga menyucikan diri untuk menetralisir kekuatan binatang dalam diri.

Pasalnya, daging dari binatang yang dimakan akan bersemayam pada tubuh dan dapat membawa pengaruh terhadap tabiat, sifat dan karakter manusia.

Dalam Lontar Bhagawan Agastya Prana disebutkan bahwa Tumpek Kandang tidak hanya ditujukan kepada binatang saja, tetapi juga pada pembersihan terhadap Bhuana Agung dan Bhuana Alit (dalam konteks manusia dan alam).

Baca juga: Ngaben, Upacara Pembakaran Jenazah Umat Hindu di Bali

Kandang mengandung makna mengandangkan (mengurung) pikiran yang begitu liar, diibaratkan seperti binatang dan harus dikendalikan, sehingga keinginan yang bersifat seperti binatang mampu dikekang, misalnya seperti hidup tanpa tata krama, liar, malas, dan sebagainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com