Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pura Ulun Danu Batur, Pura Terpenting Kedua di Bali

Kompas.com - 26/04/2024, 17:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comPura Ulun Danu Batur merupakan pura terpenting kedua di Bali, setelah Pura Agung Besakih.

Dewa yang berstana di Pura Ulun Danu Batur adalah Ida Bhatari Dewi Danu atau Dewi Danu, yang dipercaya sebagai dewi pelindung danau dan sungai.

Pura ini menghadap ke barat, dengan latar belakang Gunung Batur dan Danau Batur, yang menambah keindahan alam di sekitarnya.

Pura Ulun Danu Batur terletak di Jalan Kintamani, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

Berikut ini sejarah Pura Ulun Danu Batur.

Baca juga: Ngaben, Upacara Pembakaran Jenazah Umat Hindu di Bali

Sejarah Pura Ulun Danu Batur

Melansir Tribun Bali, eksistensi Pura Ulun Danu Batur tercatat dalam berbagai lontar tua, seperti Lontar Usana Bali, Lontar Kusuma Dewa, Lontar Raja Purana Batur, dan beberapa babad, seperti Babad Dalem hingga Babad Pasek.

Tidak diketahui pasti kapan Pura Ulun Danu Batur pertama kali didirikan. Hanya saja, wilayah Batur diperkirakan sudah eksis sejak abad ke-12.

Pada Prasasti Cempaga A, B, dan C, yang berasal dari abad ke-12 dan abad ke-14, disebutkan kawasan bernama Tampurhyang.

Wilayah Tampurhyang dan Cempaga inilah yang diyakini oleh leluhur umat Hindu Bali melebur kemudian berevolusi menjadi wilayah Batur.

Sebelum letusan dahsyat Gunung Batur pada 1917, Pura Batur awalnya berdiri di dekat kaki gunung, atau di sebelah barat daya Danau Batur.

Letusan pada tahun 1917 menghancurkan ribuan rumah, 2.500 pura, dan mengakibatkan tewasnya ribuan nyawa.

Meski dampak yang dirasakan masyarakat sangat besar, aliran lava hitam Gunung Batur ternyata berhenti di gerbang Pura Ulun Danu Batur.

Baca juga: Sejarah Pura Kahyangan Tiga di Bali

Karena Pura Ulun Danu masih berdiri, masyarakat melihatnya sebagai pertanda baik sehingga memilih untuk tetap tinggal di sana.

Pada 3 Agustus 1926, Gunung Batur kembali meletus, yang membuat masyarakat terpaksa dievakuasi, yang dibantu juga oleh pemerintah kolonial Belanda.

Masyarakat Desa Batur mengungsi ke wilayah Desa Bayunggede selama dua tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com