Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa di Tatar Sunda Jarang Ditemukan Candi?

Kompas.com - 15/01/2024, 23:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pulau Jawa merupakan wilayah yang kaya akan bangunan dan benda peninggalan dari masa Hindu-Buddha.

Salah satu jenis bangunan dari masa Hindu-Buddha yang cukup mudah ditemukan di Jawa adalah candi.

Namun apabila diamati, di Tatar Sunda atau bagian barat Pulau Jawa (khususnya Jawa Barat dan Banten), tidak banyak ditemukan candi dibandingkan dengan di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Beberapa alasan yang dikemukakan para ahli sejarah terkait mengapa di Sunda jarang ditemukan candi adalah arsitektur candi di Jawa Barat berbeda dari di Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahan penyusunnya mudah lapuk, serta faktor perpindahan ibu kota kerajaan.

Baca juga: Sejarah Candi Jukut Paku di Bali, Tempat Singgah Rsi Markandeya

Arsitekturnya berbeda

Salah satu alasan mengapa banyak ditemukan candi di Jawa adalah keberadaan kerajaan-kerajaan besar pada masa Hindu-Buddha, seperti Kerajaan Mataram Kuno, Kerajaan Singasari, Kerajaan Kediri, dan Majapahit.

Beberapa candi megah yang ditinggalkan kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Kalasan, Candi Penataran, Candi Singosari, Candi Brahu, dan masih banyak lainnya.

Semua candi tersebut berdiri di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta, karena memang di Jawa Barat tidak banyak candi yang dapat dikagumi keindahannya.

Melansir Historia, arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar, mengatakan bahwa kerajaan Sunda kuno sebenarnya juga mendirikan banyak bangunan suci untuk aktivitas keagamaan.

Namun, bangunan suci yang sempat disebut dalam naskah-naskah kuno tersebut, hingga kini belum diketahui pasti lokasinya.

Salah satu hal yang membuat bangunan suci di Jawa Barat tidak mudah ditemukan adalah arsitektur atau gaya bangunannya berbeda dari candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: 8 Candi di Kompleks Percandian Dieng

Arsitektur candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur mempunyai bentuk baku yang terdiri dari bagian kaki, tubuh, dan atap.

Unsur tersebut berbeda dengan candi di Tatar Sunda, yang hanya mempunyai bentuk dasar berupa batur tunggal, memiliki satu teras, dan terbuat dari batu polos atau balok bata.

Di samping itu, ada pula yang berupa punden berundak yang tersusun dari beberapa teras.

Candi Cangkuang di Garut, Jawa Barat, yang telah dipugar memang menunjukkan bagian kaki, tubuh, dan atap, seperti candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Namun, menurut Agus Munandar, hasil rekonstruksi Candi Cangkuang belum pasti kebenarannya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com