KOMPAS.com - Uang adalah alat tukar yang sah, yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain, yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.
Di zaman modern seperti sekarang, ada juga uang elektronik atau uang digital, di mana uangnya disimpan dalam media elektronik tertentu untuk memperlancar pembayaran.
Inovasi yang serba canggih pada alat pembayaran seperti saat ini merupakan hasil dari proses sangat panjang, yang diawali dengan munculnya sistem barter atau transaksi dengan saling bertukar barang.
Berikut ini sejarah munculnya uang dalam kehidupan manusia.
Baca juga: Mata Uang Kerajaan-kerajaan di Indonesia
Sejarah uang dalam kehidupan manusia diawali dengan diciptakannya sistem barter.
Sebelum mengenal uang, masyarakat kuno melakukan barter atau pertukaran barang, apabila memerlukan sesuatu.
Diperkirakan sistem barter muncul pada zaman Neolitikum atau masa bercocok tanam.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa sistem ini digunakan oleh penduduk Mesopotamia pada 6000 SM.
Mulanya, masyarakat melakukan barter tanpa mempedulikan kesetaraan nilai.
Sistem barter kemudian diadopsi oleh masyarakat Fenisia, di mana orang yang terlibat transaksi harus saling bersepakat.
Namun, karena setiap barang yang akan dipertukarkan nilainya tidak selalu sama, sistem barter menjadi cukup sulit dilakukan.
Baca juga: Sanering, Kebijakan Pengguntingan Nilai Uang
Kelemahan sistem barter memunculkan sistem uang komoditas.
Uang komoditas terdiri dari benda-benda yang memiliki nilai atau kegunaan, seperti emas, perak, tembaga, garam, merica, teh, kerang, sapi dan barang-barang lain yang bernilai bagi semua orang.
Lambat laun, disadari bahwa uang komoditas juga memiliki kelemahan karena dapat mengalami perubahan nilai.
Selain itu, uang komoditas umumnya tidak dapat dibagi-bagi dan mudah rusak, sehingga tidak dapat disimpan dalam waktu lama.