Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kitab Kuning: Sejarah, Ciri-ciri, dan Keunikannya

Kompas.com - 04/12/2023, 20:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kitab Kuning adalah kitab klasik yang dipelajari di pesantren.

Kitab Kuning merujuk pada kitab-kitab tradisional yang berisi pelajaran-pelajaran agama Islam yang biasa diajarkan pada pondok-pondok pesantren, mulai dari fiqh, aqidah, akhlaq, tata bahasa Arab, dan masih banyak lainnya.

Kitab ini juga dikenal dengan nama kitab gundul karena memang tidak memiliki harakat (fathah, kasrah, dhammah, sukun, dan sejenisnya.

Oleh karena itu, diperlukan kemahiran dalam tata bahasa Arab untuk bisa membaca Kitab Kuning.

Baca juga: Sejarah Kodifikasi Al Quran

Sejarah

Tercantum dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren telah didefinisikan bahwa kitab kuning adalah kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman berbahasa lainnya yang dijadikan rujukan tradisi keilmuan Islam di pesantren.

Apabila ditilik dari sejarahnya, eksistensi Kitab Kuning ada sejak 1-2 Hijriah, yang kemudian berkembang sampai sekarang.

Disebut kitab kuning karena umumnya dicetak di atas kertas berwarna kuning yang berkualitas rendah.

Biasanya, ketika para santri sedang belajar, mereka hanya membawa lembaran-lembaran yang akan dipelajari dan tidak membawa kitab secara utuh, karena lembaran kertasnya mudah terlepas.

Umumnya, di pesantren, kitab kuning diajarkan dengan dua sistem, yaitu sistem sorongan dan bandungan.

Sistem sorongan adalah sistem satu per satu secara bergiliran para santri akan menghadap kiai. 

Biasanya, sistem ini untuk para santri yang masih junior.

Sementara itu, sistem bandungan adalah pengajaran kitab kuning secara klasikal, di mana semua santri akan menghadap kiai secara bersamaan.

Dari daerah asalnya, yaitu Timur Tengah, kitab kuning disebut sebagai al-kutub al-qadimah, yang artinya buku-buku klasik.

Baca juga: Sejarah Pembukuan Al Quran

Ciri-ciri

Ada tiga ciri utama dari Kitab Kuning, yaitu:

  • Penyajian setiap materi dalam satu pokok bahasan diawali dengan mengemukakan definisi yang tajam untuk menghindari salah pengertian.
  • Setiap unsur materi diuraikan dengan segala syarat yang berkaitan dengan objek bersangkutan.
  • Dijelaskan argumentasi penulisnya, lengkap dengan penunjukan sumber hukumnya.

Keunikan

Kitab Kuning memiliki tiga keunikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com