Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Al Makin
Rektor UIN Sunan Kalijaga

Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Prof. Dr. phil. Al Makin, S.Ag. MA, kelahiran Bojonegoro Jawa Timur 1972 adalah Profesor UIN Sunan Kalijaga. Penulis dikenal sebagai ilmuwan serta pakar di bidang filsafat, sejarah Islam awal, sosiologi masyarakat Muslim, keragaman, multikulturalisme, studi minoritas, agama-agama asli Indonesia, dialog antar iman, dan studi Gerakan Keagamaan Baru. Saat ini tercatat sebagai Ketua Editor Jurnal Internasional Al-Jami’ah, salah satu pendiri portal jurnal Kementrian Agama Moraref, dan ketua LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) UIN Sunan Kalijaga periode 2016-2020. Makin juga tercatat sebagai anggota ALMI (Asosiasi Ilmuwan Muda Indonesia) sejak 2017. Selengkapnya di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Al_Makin.

Doa Antar-Iman untuk Palestina di Candi Prambanan

Kompas.com - 16/11/2023, 10:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INI khas Indonesia, mungkin inilah sumbangan mantra kita. Bagaimana karakter yang ‘genuine’ ini bisa digarap terus.

Doa antariman bagi Palestina, demi damainya, merdekanya, dan ketukan hati para pemimpin Palestina dan Israel dirapal dari enam agama di Indonesia.

Doa di dalam kompleks Candi Prambanan didaraskan secara Hindu, Islam, Katolik, Kristen, Buddhisme, dan Konghucu.

Mantra dari berbagai bahasa: Sansekerta, Arab, Indonesia, Pali, dan China. Semua ungkapan untuk perdamaian, sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan dari Prambanan.

Candi Hindu, tetapi sudah menunjukkan karakter antar-imannya sejak awal dibukanya kembali Prambanan untuk upacara dan ritual Hindu.

Di pelataran Brahma, di kompleks candi Hindu tua di Jawa itu, langit terang. Lampu panggung menyinari tiga candi utama, grha Syiwa terbesar di tengah.

Diapit dua grha Brahma dan Wisnu yang tampak lebih kecil, rumah Syiwa lah sebagai candi utama, terlihat jelas.

Mulai sore itu hadirin duduk di tenda. Panggung disiapkan, yang menampilkan musik, sambutan-sambutan, dan doa bersama antariman.

Para undangan menatap panggung sekaligus menikmati pemandangan temaram malam tiga candi besar itu. Pohon-pohon besar mengitari panggung.

Acara seminar tentang manuskrip Nusantara, bertujuan untuk menggali relasi tulisan-tulisan awal tentang berbagai agama, dan tentu saja Hindu tertua, berfungsi sekaligus sebagai ajang solidaritas dalam doanya.

Musik Bali digabung dengan Banyuwangi, Yogyakarta, Dayak dengan kareografi kontemporer tampil di panggung. Penampilan ini sudah menandakan perpaduan berbagai etnis Nusantara dan ruh antariman.

Palestina tidak sekadar keprihatinan nasional yang melupakan persoalan bangsa kita sendiri sejenak. Indonesia sedang punya gawe besar yang menyedot perhatian warga negara dan para calon pemimpin.

Warga sedang sibuk diuji makna dan praktik demokrasi dalam bernegara dan bermasyarakat.

Indonesia selalu memasang mata dan telinga pada konflik melelahkan di Timur Tengah sebagai asal muasal agama Islam.

Konflik Palestina dan Israel, serangan drone dan sniper, hancurnya gedung-gedung, korban sipil, dan kemerdekaan bangsa itu sering menjadi bahan perbincangan publik para pemimpin dan warga Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com