Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh-Tokoh Perang Batak

Kompas.com - 18/10/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Perang Batak berlangsung selama hampir 30 tahun, yakni dari 1878 hingga 1907.

Salah satu penyebab Perang Batak adalah penolakan masyarakat Batak terhadap penyebaran agama Kristen oleh para misionaris Belanda.

Sisingamangaraja XII melihat Kristenisasi dijadikan alat pemerintah kolonial Belanda untuk menganeksasi wilayahnya.

Penolakan Sisingamangaraja XII sangat beralasan. Berdasarkan laporan resmi lembaga penginjilan Jerman, Rheinische Missions-Gessellschaft (RMG), yang bergerak di Sumatera dalam majalah BRMG tahun 1869 dan 1871, para misionaris pernah membuat pernyataan yang mendukung aneksasi tanah Batak.

Atas dasar itulah, meletus Perang Batak antara orang Batak di bawah pimpinan Sisingamangaraja XII melawan Belanda.

Siapa saja tokoh Perang Batak?

Baca juga: Mengapa Sisingamangaraja XII Menentang Kristenisasi Belanda?

Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII adalah "raja" terakhir di tanah Batak yang menjadi pemimpin Perang Batak.

Masyarakat Batak memandang Sisingamangaraja tidak hanya sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai seorang "raja" yang bersifat ilahi, yang memiliki kekuatan karismatik yang dapat memberi keselamatan, perlindungan, dan kesejahteraan.

Dengan adanya kepercayaan terhadap pemimpin seperti itu, masyarakat Batak yang terdiri atas banyak marga dapat disatukan dalam satu ikatan negeri.

Pada sekitar 1850-an, para misionaris Belanda telah berhasil mendapat kepercayaan sebagian masyarakat Batak.

Salah satu misionaris terkemuka saat itu adalah Ludwig Ingwer Nommensen, yang dianggap semacam tokoh suci oleh kalangan orang Batak Protestan.

Melihat kekuasaan Belanda semakin luas dan pengaruh para misionaris di tanah Batak semakin besar, Sisingamangaraja XII tidak tinggal diam.

Baca juga: Sisingamangaraja XII: Kehidupan, Perjuangan, dan Perlawanan

Tuntutan Perang Batak cukup jelas, yakni mengusir tentara Belanda dari tanah Batak dan menolak kehadiran para misionaris yang menyebarkan agama Kristen.

Alasan Sisingamangaraja XII menentang Kristenisasi yang dilakukan Belanda adalah adanya kekhawatiran bahwa perkembangan agama Kristen akan menghilangkan tatanan tradisional masyarakat Batak, khususnya dalam hal kepercayaan dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada sejak zaman dulu.

Selain itu, Sisingamangaraja XII beranggapan bahwa Kristenisasi merupakan alat pemerintah kolonial Belanda untuk menganeksasi wilayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com