Pemerintah Dorong Peningkatan Pengalaman Berkunjung ke Museum

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Republik Indonesia terus mengambil langkah maju dalam pemetaan prioritas peningkatan pelayanan publik pada Museum dan Cagar Budaya di Indonesia.

Salah satu langkah yang diambil dengan menetapkan unit pelaksana teknis Museum dan Cagar Budaya pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI (Kemendikbudristek RI) sebagai Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU-MCB).

Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa, selama satu tahun ini pihaknya mempersiapkan proses transformasi kelembagaan dan penggabungan susunan pengelolaan 18 unit museum dan 34 cagar budaya yang berada di bawah naungan BLU-MCB melalui program sosialisasi yang intensif.

"Hal ini kita lakukan dengan ambisi kami agar kedepannya kami dapat memberikan standar pelayanan publik yang memadai melalui pengelolaan yang komprehensif, efisien dan efektif,” ujar Ahmad Mahendra dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Sejarah Museum Nasional Indonesia

Sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No 318 Tahun 2023 Tentang Penetapan Museum dan Cagar Budaya pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada 1 September 2023, BLU-MCB diberikan fleksibilitas dalam mengelola keuangannya sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan peraturan pelaksanaannya.

Fleksibilitas pengelolaan keuangan dilaksanakan guna mengoptimalisasi tugas dan fungsi BLU-MCB.

Adapun tugas dan fungsi BLU-MCB antara lain; pengelolaan koleksi cagar budaya nasional, benda seni maupun bangunan bersejarah nasional; pelaksanaan registrasi koleksi museum dan karya seni; pelaksanaan pemeliharaan, pengamanan termasuk penyelamatan, pemanfaatan dan pengembangan koleksi; pelaksanaan kemitraan.

BLU-MCB memiliki visi meningkatkan tata kelola dan pelayanan publik melalui transformasi kelembagaan yang memiliki tujuan untuk memberikan sarana edukasi bagi masyarakat Indonesia, khususnya tentang keragaman budaya dan sejarah bangsa.

Baca juga: Sejarah Museum Fatahillah

Transformasi kelembagaan ini diharapkan dapat menarik dukungan serta partisipasi aktif baik dari publik di berbagai golongan dan kalangan.

“Tidak hanya dukungan publik di dalam negeri, melalui transformasi ini, BLU-MCB juga berupaya untuk dapat menghadirkan kolaborasi internasional guna mendapatkan dukungan, pengalaman, dan panduan dalam transformasi dan pengelolaan museum dan cagar budaya sebagai warisan budaya nasional, secara berkelanjutan,” tutup Mahendra.