Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Makanan Kaleng

Kompas.com - 25/06/2023, 06:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengalengan adalah sebuah metode pengawetan makanan, di mana makanan diproses dan disegel dalam wadah kedap udara.

Pengalengan sendiri juga memberikan masa simpan yang lebih lama, berkisar satu hingga lima tahun.

Makanan kaleng sendiri sudah mulai aktif dilestarikan sejak tahun 1800-an.

Adapun tokoh yang menemukan kaleng untuk melestarikan makanan pada 1810 adalah Nicolas Appert.

Baca juga: Karton Kemasan Makanan, Desain Awalnya Memang untuk Daur Ulang

Sejarah makanan kaleng

Sejarah makanan kaleng bermula sebelum Perang Napoleon berlangsung (1803-1815).

Pasalnya, tidak lama sebelum Perang Napoleon terjadi, pemerintah Perancis menawarkan hadiah uang tunai sebesar 12.000 Franc kepada siapa saja orang yang dapat menemukan metode yang murah dan efektif untuk mengawetkan makanan dalam jumlah besar.

Sebab, pada masa itu, tentara membutuhkan pasokan makanan yang berkualitas yang lebih banyak, lebih teratur, dan lebih tahan lama.

Ketersediaan makanan yang terbatas menjadi salah satu faktor pendorong ditemukannya makanan kaleng.

Pada 1809, Nicolas Appert, seorang pembuat manisan dan pembuat bir Perancis mengamati bahwa makanan yang dimasak di dalam toples tidak akan rusak, kecuali segelnya bocor.

Berbekal pengamatan itu, Appert kemudian mengembangkan metode penyegelan makanan menggunakan toples kaca.

Lalu, toples kaca tersebut direbus selama 12 jam. Metode ini kemudian dikenal dengan nama metode appertisasi.

Lebih lanjut, pada 1804, Appert melakukan percobaan untuk memasukkan makanan ke dalam kaleng yang ditutup rapat dan diamati selama berbulan-bulan.

Setelah bertahun-tahun melakukan pengamatan, pada 1810, Appert secara resmi mengumumkan metode pengawetan makanan dalam kaleng.

Baca juga: Kemasan dan Bungkus, Sejarahnya Selalu untuk Konsumen

Berkat penemuannya itu, Appert dianugerahi penghargaan pada 1810 oleh Count Montelivert, Menteri Dalam Negeri Perancis.

Setelah Perang Napoleon berakhir pada 1815, proses pembuatan makanan kaleng secara bertahap mulai dilakukan di negara-negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat.

Kendati begitu, pada awalnya, orang-orang Eropa masih kurang percaya jika makanan yang diawetkan di dalam kaleng akan memiliki rasa yang nikmat.

Makanan kaleng pun baru populer di Eropa sekitar tahun 1860-an, dan orang-orang mulai menyadari pentingnya makanan yang dikemas ke dalam kaleng.

 

Referensi:

  • Fellows, P.J. (1999). Food Processing Technology: Principles and Practice (2nd Edition). Woodhead Pub.
  • Zeiden, Anna. (2018). Canned: The Rise and Fall of Consumer Confidence in the American Food Industry. University of California Press.
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com