JAKARTA, KOMPAS.com - Kemasan dan bungkus dekat dengan kehidupan manusia, bahkan hingga kini.
Kemasan dan bungkus adalah wadah pelindung suatu barang.
Di zaman modern, kemasan dan bungkus melalui proses pengemasan.
Baca juga: Perlukah Melepas Kemasan Saat Menyimpan Bahan Makanan?
Sumber bacaan di laman gramedia.com, Grup Kompas Gramedia (KG) membubuhkan informasi bahwa di masa prasejarah,sekitar 8000 SM, kemasan dan bungkus bisa terbuat dari kerang, daun, dan sebagainya.
Industri kemasan dan bungkus berkembang pesat dengan adanya penambahan nama produk di bagian depan.
Tak hanya itu, eejarah kemasan dan bungkus juga mengalami perkembangan dari bahan baku.
Bungkus dan kemasan
Setidaknya, mulai 1950, ada tiga bahan baku kemasan dan bungkus.
Ketiganya adalah kertas berlapis, polypropylene, dan polyethylene.
Salah satu tokoh terkemuka di bidang kemasan dan bungkus adalah Louis Doyen.
Pada 1963, pria asal Prancis ini menemukan kemasan atau bungkus yang bisa dipasang berdiri atau lazimnya dikenal sebagai standing pouch.
Lima tahun kemudian atau pada 1968, Louis Doyen memperoleh paten untuk kemasan berdiri atau standing pouch tadi.
Catatan sejarah juga menunjukkan bahwa sejak pertama penemuan kemasan dan bungkus, seluruh perkembangan sejarahnya selalu fokus untuk konsumen.
Dalam teori pemasaran dan penjualan, tiga hal utama dari eksistensi kemasan dan bungkus adalah sebagai pelindung produk, sarana pemasaran dan penjualan efektif, serta pendongkrak pendapatan perusahaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.