Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muasal Jeriken, gegara Julukan Seteru Jerman

Kompas.com - 23/05/2023, 23:59 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Jeriken adalah wadah berbentuk kotak tiga dimensi dengan satu tutup di bagian atas.

Website Kompas.com sebagai literatur rilisan 9 November 2022 memberi informasi, wadah jeriken zaman now kebanyakan berbasis plastik.

Orang biasa memasukkan benda cair semisal minyak, bensin, air, maupun solar ke dalam jeriken.

Baca juga: Jeriken, Peninggalan Hitler yang Mendunia

Jeriken

Muasal jeriken memang berawal di Jerman.

Waktu itu, di era 1930-an Jerman ada di bawah ketiak diktator Adolf Hitler.

Hitler yang ambisius menciptakan perang kilat dan menaklukkan banyak negara di kawasan Eropa baik barat, tengah, maupun timur.

Perang kilat sudah barang tentu memerlukan pasokan logistik secara mumpuni dan tersedia cepat.

Jeriken adalah jawaban untuk ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) bagi tank-tank Jerman.

Jeriken yang terbuat, kala itu, dari besi dan kaleng menjadi amunisi bagi gerak ekspansif dan taktis tank-tank Jerman.

Bayangkan, tanpa BBM cadangan di dalam jeriken isi 20 liter, tank Jerman hanya berstatus tumpukan baja tanpa daya.

Sementara, seteru Jerman, yakni Amerika Serikat memang sudah mafhum bahwa Jerman bertumpu pada eksistensi jeriken.

Di dalam perang, AS memberi julukan kepada Jerman dengan nama "Jerry".

Kebetulan, bahan baku jeriken yakni kaleng, dalam bahasa Inggris adalah "can".

Alhasil, gegara itulah, AS memberi nama produk Jerman itu dengan gabungan kata "Jerry-can" atawa kaleng bikinan Jerman.

Sementara, saat masuk ke Indonesia, pelafalan "Jerry-can" terbilang menyulitkan.

Jadilah, di Indonesia, lambat-laun muncul pelafalan "jeriken" yang kian meluas.

Di Jerman sendiri, nama jeriken adalah wehrmachtskanister atau artinya, "kaleng tentara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com