Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeriken, Peninggalan Hitler yang Mendunia

Kompas.com - 23/05/2023, 20:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Jeriken acap juga mendapat sebutan jerigen.

Penampakan jeriken atau jerigen adalah wadah berbentuk kotak tiga dimensi.

Lazimnya, jeriken atau jerigen memiliki variasi ukuran.

Ada ukuran volume dalam 1 liter hingga 30 liter.

Laman Kompas.com sebagai sumber bacaan keluaran 9 November 2022 menyebut bahwa jeriken kini paling banyak terbuat dari plastik.

Jeriken tetap memiliki banyak fungsi sebagai pembawa cairan mulai dari air hingga bahan bakar minyak (BBM).

Jeriken

Jeriken digunakan warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara untuk mengangkut air karena krisis air bersih yang sudah dialami sejak enam bulan lalu. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Jeriken digunakan warga Kampung Nelayan Marunda Kepu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara untuk mengangkut air karena krisis air bersih yang sudah dialami sejak enam bulan lalu.

Muasal jeriken atau jerigen berasal dari ambisi Jerman menguasai Eropa pada awal abad ke-20.

Jerman, khususnya pada sekitaran 1939 ke atas dipimpin oleh Adolf Hitler.

Dengan Partai Nazi-nya, Hitler melakukan banyak ekspansi menggunakan kendaraan perang hingga ke Eropa bagian timur dan barat.

Jeriken awalnya terbuat dari besi maupun kaleng.

Jeriken menjadi perlengkapan logistik perang Hitler yang menerapkan sistem perang kilat.

Perang kilat memerlukan strategi logistik BBM yang taktis dan praktis.

Dari situlah inspirasi menciptakan jeriken bermula.

Tank-tank tempur Hitler selalu disiapkan untuk membawa jeriken 30 liter berisi BBM.

Pertimbangan Hitler, sehebat apa pun daya tempur tank, bila tak ada cadangan BBM, tank hanyalah seonggok besi baja tak berguna.

Di masa kini, jeriken tetap eksis dan seoleh menyebutkan diri sebagai peninggalan Hitler yang mendunia.

Baca juga: Niat Hati Mencari Uang di Perantauan untuk Biaya Akikah Anak, Pria Ini Malah Ditangkap karena Bawa Jeriken Berisi Sabu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com