KOMPAS.com - Politik Mercusuar adalah proyek pembangunan yang dijalankan Presiden Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965).
Tujuan politik ini adalah menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces (kekuatan baru yang sedang tumbuh di dunia).
Harapannya, Indonesia semakin diperhatikan oleh pihak luar negeri dan terpandang dalam pergaulan antarbangsa.
Politik Mercusuar yang dicanangkan Presiden Soekarno diwujudkan dengan mendirikan bangunan-bangunan megah yang membutuhkan biaya mencapai miliaran rupiah.
Beberapa contoh proyek Mercusuar yang direalisasikan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, yaitu:
Baca juga: Proyek Mercusuar Soekarno
Di samping keberhasilan tersebut, Politik Mercusuar dianggap merugikan Indonesia, terutama dari segi ekonomi.
Lantas, mengapa Politik Mercusuar memperburuk ekonomi Indonesia?
Pada dasarnya, tujuan Presiden Soekarno menjalankan Politik Mercusuar adalah untuk menunjukkan kemajuan dan kehebatan Indonesia di mata dunia.
Selain itu, Politik Mercusuar menjadi jembatan untuk mengemukakan gagasan penggalangan kekuatan dari negara-negara yang baru merdeka, negara yang masih memperjuangkan kemerdekaan, negara-negara dari blok sosialis, dan negara-negara yang masih berkembang.
Akan tetapi, Politik Mercusuar pada akhirnya hanya memperburuk perekonomian Indonesia.
Baca juga: Penyimpangan Politik Luar Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin
Politik Mercusuar memperburuk ekonomi Indonesia karena pembangunan besar-besaran yang dicanangkan dalam politik ini membuat beban anggaran negara melonjak hebat tanpa diimbangi dengan pendapatan yang memadai.
Akibatnya, terjadi krisis ekonomi di masa kepemimpinan Soekarno. Kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi dan inflasi juga meningkat tajam.
Kendati demikian, Soekarno tetap melanjutkan Politik Mercusuar hanya untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang besar.
Referensi: