Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Politik Mercusuar Memperburuk Ekonomi Indonesia?

Kompas.com - 23/05/2023, 19:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Politik Mercusuar adalah proyek pembangunan yang dijalankan Presiden Soekarno pada masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965).

Tujuan politik ini adalah menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces (kekuatan baru yang sedang tumbuh di dunia).

Harapannya, Indonesia semakin diperhatikan oleh pihak luar negeri dan terpandang dalam pergaulan antarbangsa.

Politik Mercusuar yang dicanangkan Presiden Soekarno diwujudkan dengan mendirikan bangunan-bangunan megah yang membutuhkan biaya mencapai miliaran rupiah.

Beberapa contoh proyek Mercusuar yang direalisasikan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, yaitu:

  • Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan
  • Hotel Indonesia
  • Jembatan Semanggi
  • Monumen Nasional (Monas)
  • Pertokoan Sarinah

Baca juga: Proyek Mercusuar Soekarno

Di samping keberhasilan tersebut, Politik Mercusuar dianggap merugikan Indonesia, terutama dari segi ekonomi.

Lantas, mengapa Politik Mercusuar memperburuk ekonomi Indonesia?

Politik Mercusuar merugikan Indonesia

Pada dasarnya, tujuan Presiden Soekarno menjalankan Politik Mercusuar adalah untuk menunjukkan kemajuan dan kehebatan Indonesia di mata dunia.

Selain itu, Politik Mercusuar menjadi jembatan untuk mengemukakan gagasan penggalangan kekuatan dari negara-negara yang baru merdeka, negara yang masih memperjuangkan kemerdekaan, negara-negara dari blok sosialis, dan negara-negara yang masih berkembang.

Akan tetapi, Politik Mercusuar pada akhirnya hanya memperburuk perekonomian Indonesia.

Baca juga: Penyimpangan Politik Luar Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin

Politik Mercusuar memperburuk ekonomi Indonesia karena pembangunan besar-besaran yang dicanangkan dalam politik ini membuat beban anggaran negara melonjak hebat tanpa diimbangi dengan pendapatan yang memadai.

Akibatnya, terjadi krisis ekonomi di masa kepemimpinan Soekarno. Kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi dan inflasi juga meningkat tajam.

Kendati demikian, Soekarno tetap melanjutkan Politik Mercusuar hanya untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia adalah negara yang besar.

 

Referensi:

  • Heuken, Adolf. (2008). Medan Merdeka, Jantung Ibukota RI. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
  • Ricklefs, M.C. (2010). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com