Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djiauw Kie Siong, Pemilik Rumah Tempat Peristiwa Rengasdengklok

Kompas.com - 16/03/2023, 10:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Ada peran orang keturunan Tionghoa dalam Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada 16 Agustus 1945.

Ia adalah Djiauw Kie Siong, seorang petani keturunan Tionghoa yang tinggal di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Seperti diketahui, Peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu tonggak menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: Peristiwa Rengasdengklok: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Hasil

Peristiwa ini ditandai dengan penculikan Soekarno dan Mohammad Hatta oleh golongan muda yang mendesak proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dikumandangkan.

Soekarno dan Moh Hatta dibawa dari Jakarta menuju Rengasdengklok pada dini hari, Kamis 16 Agustus 1945.

Di Rengasdengklok, dua tokoh penting bangsa Indonesia itu tinggal di rumah Djiauw Kie Siong. 

Siapakah Djiauw Kie Siong?

Menurut pemberitaan KOMPAS.com pada 17 Agustus 2022, Djiauw Kie Siong adalah seorang pria keturunan Tionghoa yang bekerja sebagai petani di sekitar Sungai Citarum.

"Kakek itu petani dan dulu berladang palawija. Dulu kakek punya sawah sekitar dua hektare. Kakek sudah bertani lebih dari 20 tahun saat itu, sejak tahun 1930," tutur istri dari cucu Djiauw Kie Siong, yang ingin diidentifikasi sebagai Ibu Yanto.

Djiauw Kie Siong lebih sering menanam beragam tanaman palawija, seperti timun, singkong, terong, hingga kacang.

Menurut Ibu Yanto, Djiaw Kie Song lahir sekitar tahun 1880 di Desa Pisangsambo, Karawang.

Ia pindah ke Rengasdengklok pada 1920 dan mulai menghuni rumah yang menjadi saksi sejarah peristiwa "penculikan" Soekarno dan Hatta itu.

Adapun Djiauw Kie Siong meninggal dunia pada 1964, kemungkinan karena sakit paru-paru yang dideritanya.

Kini, rumah Djiauw Kie Siong yang terletak di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, telah menjadi cagar budaya.

Rumah itu telah berusia lebih dari 100 tahun dan tidak pernah dipugar. 

Seluruh bangunan rumah, mulai dari lantai hingga bilik kamar, masih asli.

"Ini (lantai) masih asli. Ini dari tanah merah, bahan batu bata. Bapak (Djiauw Kie Siong) kan pindah tahun 1920, berarti ini usia rumah sudah 102 tahun," tutur Ibu Yanto saat diwawancara pada Agustus 2022.

Kendati jarang disebut dalam tulisan sejarah, Djiauw Kie Siong dan rumahnya telah menjadi bagian penting dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju proklamasi kemerdekaan.

Baca juga: Apa yang Terjadi di Rengasdengklok?

Di rumah petani keturunan Tionghoa itulah para tokoh golongan muda berhasil mendesak Soekarno dan Moh Hatta untuk mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com