Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Mirigambar, dari Cerita Panji hingga Angling Dharma

Kompas.com - 20/02/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Candi Mirigambar merupakan salah satu bangunan peninggalan masa Hindu-Buddha yang berlokasi di Tulungagung.

Secara administratif, letak Candi Mirigambar berada di Desa Mirigambar, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.

Candi ini memiliki keunikan berupa relief-relief yang menceritakan kisah Panji hingga Angling Dharma.

Berikut ini sejarah Candi Mirigambar.

Baca juga: Candi Sanggrahan, Tempat Peristirahatan Pembawa Jenazah Gayatri

Relief Candi Mirigambar

Melansir laman Direktori Pariwisata Kemenparekraf, Candi Mirigambar ditemukan pada 1870 oleh Rejosari.

Desa yang semula bernama Taman Sari kemudian diubah menjadi Desa Gambar setelah penemuan candi yang kaya akan relief ini.

Literatur Belanda dulunya juga menyebut candi ini sebagai Candi Gambar.

Pada 1921, dilakukan penggabungan Desa Miridudo dengan Desa Gambar menjadi Desa Mirigambar.

Sejak itu pula Candi Gambar dikenal sebagai Candi Mirigambar.

Bangunan Candi Mirigambar berdenah persegi dengan ukuran panjang 7,8 meter, lebar 7,5 meter, dan tinggi 2,5 meter.

Baca juga: Candi Kalicilik, Jejak Ratu Majapahit di Blitar

Dalam catatan dari tahun 1908 milik peneliti Belanda, Johannes Knebel, disebut bahwa candi ini berupa reruntuhan yang memiliki batur setinggi 1,26 meter dengan trap tangga dan pintu masuk di sisi barat.

Selain itu, terdapat relief-relief, seperti relief raksasa dan relief kepala garuda.

Knebel mengutip keterangan seorang dalang bahwa relief di Candi Mirigambar merupakan relief cerita Angling Dharma.

Catatan dari Perquin yang dibuat pada 1916 dan laporan NJ Krom pada 1923 juga membahas mengenai relief raksasa yang ada di candi ini.

Penelitian mengenai relief Candi Mirigambar bahkan terus dibahas dalam tulisan Marijke Klokke yang terbit pada 1993 dan buku Menelusuri Figur Bertopi dalam Relief Candi Zaman Majapahit (2014) milik Lydia Kieven.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com