Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Watu Gudig, Dinamai Seperti Penyakit Kulit

Kompas.com - 17/02/2023, 20:10 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Situs Watu Gudig terletak di Dusun Jobohan Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Watu Gudig merupakan nama dari penduduk setempat yang sebenarnya cukup nyeleneh diberikan pada situs bersejarah.

Gudhig merupakan Bahasa Jawa, yang artinya penyakit kulit.

Penamaan itu muncul karena dulu batu-batu di Situs Watu Gudig ditumbuhi lumut sehingga permukaannya tampak bintik-bintik seperti penyakit kulit.

Lantas, bagaimana sejarah Situs Watu Gudig?

Baca juga: Sejarah Candi Rimbi, Dinamai Seperti Ibu Gatotkaca

Sejarah Situs Watu Gudig

Melansir laman Jogjacagar Dinas Kebudayaan DIY, sejarah Situs Watu Gudig masih belum jelas karena minimnya sumber tertulis mengenai situs ini.

Keberadaan situs ini pertama kali dilaporkan oleh Brumund dalam Indiana II (1854).

Di dalam Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie (1915), situs ini disebut sebagai Candi Watu Gudig.

Saat itu, Candi Watu Gudig diidentifikasi sebagai pendopo, yang didasari adanya temuan beberapa batu umpak (penyangga tiang bangunan).

Di situs ini memang terdapat struktur lantai yang ditata dari batu andesit yang membentuk seperti lantai pendopo.

Baca juga: Candi Plumbangan: Sejarah dan Fungsinya

Selain itu, Situs Watu Gudig menyimpan banyak temuan lepas yang menunjukkan tinggalan dari masa klasik.

Salah satu temuan yang banyak jumlahnya di Situs Watu Gudig adalah umpak.

Terdapat sekitar 44 buah umpak beragam ukuran dari batu andesit.

Umpak yang besar berukuran 76 x 76 cm dengan tinggi 20 cm. Sedangkan yang kecil berukuran 53 x 53 cm dengan tinggi 13 cm.

Umpak di Situs Watu Gudig dalam posisi tidak teratur, bahkan ada yang miring dan terbalik.

Di samping umpak, di situs ini ditemukan beberapa batu bata berukuran 33 x 20 x 7 cm, padma, antefik, dan satu buah yoni.

Temuan yoni tersebut membuat peneliti menyimpulkan bahwa Situs Watu Gudig berlatarbelakang agama Hindu.

 

Referensi:

  • Sedyawati, Edi, dkk. (2013). Candi Indonesia: Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com