KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berada di Jawa Tengah.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 dan sempat dipindah ke Jawa Timur pada abad ke-10.
Dalam sejarahnya, Kerajaan Mataram Kuno sempat terpecah menjadi dua, yaitu Dinasti Sanjaya (Hindu) yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah bagian utara dan Dinasti Syailendra (Buddha) di Jawa Tengah bagian selatan.
Namun, pada akhirnya, Kerajaan Mataram Kuno berhasil disatukan kembali.
Lantas, apa alasan Kerajaan Mataram Kuno kembali bersatu?
Baca juga: Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno
Mataram yang terpecah menjadi dua akhirnya bersatu kembali karena pernikahan yang terjadi antara Rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya dengan Pramodawardhani dari Dinasti Syailendra.
Rakai Pikatan adalah raja keenam Kerajaan Mataram Kuno atau disebut juga Kerajaan Medang.
Masa pemerintahan Rakai Pikatan menjadi tanda bersatunya Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra yang sebelumnya terpecah dan saling bersaing.
Setelah berdirinya Kerajaan Mataram kuno, raja yang pertama kali memegang kuasa atas kerajaan itu adalah Raja Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Selama memimpin, Raja Sanjaya dikenal sebagai sosok yang bijaksana, adil, dan taat beribadah.
Di bawah pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram Kuno pun semakin meluas dan rakyatnya hidup jauh lebih sejahtera.
Tidak hanya itu saja, Kerajaan Mataram Kuno juga berhasil menjadi pusat pembelajaran agama Hindu.
Setelah Raja Sanjaya wafat pada abad ke-8, kedudukannya digantikan oleh sang putra, Rakai Panangkaran.
Kemudian, pascameninggalnya Rakai Panangkaran, Kerajaan Mataram Kuno terpecah menjadi dua bagian, yaitu Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Baca juga: Peristiwa yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah
Dinasti Sanjaya memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Hindu di Jawa Tengah bagian utara, sedangkan Dinasti Syailendra memerintah Kerajaan Mataram Kuno bercorak Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.