Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Meluruskan Nama Gedung

Kompas.com - 28/12/2022, 09:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TATKALA sebuah gedung di kawasan Istana Negara Jakarta digunakan oleh Soeharto sebagai kantor kepresidenan pribadi beliau, maka entah oleh siapa bangunan tersebut secara resmi diberi nama Bina Graha.

Saya terkejut karena menurut hasil penelitian Pusat Studi Kelirumologi, sebutan untuk gedung atau bangunan dalam bahasa Sansekerta bukan "graha" tetapi "grha". Di samping secara gramatikal sebenarnya istilah ""bina graha" juga kurang tepat apabila yang dimaksud adalah kata benda mendahului kata kerja.

Maka berulang kali dalam berbagai kesempatan serta berbagai cara, saya mencoba meluruskan sebutan untuk gedung secara kurang benar tersebut.

Baca juga: Resmikan Pura Grha Sabha Adhitya, Anies Dapat Sambutan Meriah Umat Hindu

Namun upaya saya mirip dengan anjing menggonggong, khafilah berlalu karena yang mendukung penggunaan istilah "graha" untuk gedung di mana presiden bekerja pada masa Orde Baru itu jauh lebih berkuasa ketimbang sekedar rakyat jelata seperti saya.

Wajar tidak ada yang menggubris saya, bahkan banyak yang menegur saya agar jangan sok tahu bahasa Sansekerta dengan berani menyatakan sebutan Bina Graha adalah keliru. Maka nama "graha" yang arti sebenarnya adalah buaya tetap melekat pada bangunan yang digunakan sebagai kantor kepresidenan oleh Soeharto.

Namun ternyata diam-diam cukup banyak pihak sependapat dengan saya bahwa istilah "graha" kurang tepat digunakan untuk bangunan apalagi kantor kerja kepresidenan Pak Harto  (Soeharto) yang sungguh tidak layak disebut sebagai Bina Graha yang berarti Bina Buaya. Kecuali jika memang berkeinginan untuk menyindir.

Terbukti setelah Orde Baru berlalu, secara lambat namun pasti mulai banyak bangunan kantor kepemerintahan maupun swasta tidak lagi menggunakan istilah graha untuk digantikan dengan istilah yang lebih benar sebagai sebutan untuk gedung atau bangunan yaitu grha.

Misalnya Mahkamah Agung mendirikan bangunan megah bernama Grha Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi membangun Grha Mahkamah Konstitusi, Telkom mendirikan bangunan Grha Merah Putih, serta masih banyak grha-grha lain-lainnya seperti misalnya Grha Pertamina, Grha BNI, Grha Unilever, Grha Grha RS Husada, Grha Kedoya Medical Centre, RSIA Grha Bunda, Grha MM2100, Grha Niaga Thamrin, serta grha-ghra lain-lainnya.

Baca juga: Gedung Grha Megawati Dibangun Rp 90 Miliar Berganti Nama Jadi Grha Bung Karno, Bupati Klaten: Sosok Luar Biasa, Berjasa untuk Indonesia

Atas nama Pusat Studi Kelirumologi, saya ucapkan terima kasih serta penghormatan kepada segenap pihak yang telah terbukti berkenan menggunakan nama gedung secara tepat dan benar. Merdeka!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com