JAKARTA, KOMPAS.com - Kerupuk kulit atau kerupuk rambak adalah salah satu menu makanan sohor di Indonesia.
Kerupuk kulit disebut juga rambak dalam Bahasa Jawa.
Cerita tentang kerupuk kulit memang masuk dalam catatan sejarah.
Baca juga: Resep Sop Kikil Pedas Khas Tasikmalaya, Makin Enak Taburkan Kerupuk Mi
Kerupuk kulit dalam penelusuran sejarah tercantum dalam Prasasti Batu Pura pada abad 9-10 Masehi.
Kerupuk kulit
Laman Kompas.com sebagai bahan literatur pada 27 Mei 2022, kerupuk rambak terbuat dari kulit sapi atau kerbau.
Meski saat ini ada berbagai bahan dasar kerupuk, khalayak acap menempatkan kerupuk rambak atau kerupuk kulit sebagai kerupuk dalam kasta tertinggi lantaran usianya yang paling tua jika dibandingkan dengan kerupuk-kerupuk lainnya.
Di masa kini, di Tanah Air, warga di kawasan pantai membuat kerupuk dari bahan udang maupun ikan.
Sementara, cerita mengenai kerupuk kulit babi juga sempat hadir di Indonesia sebagai bentuk makanan toleransi.
imigran China yang tiba di Sumatra Barat pada abad 18 Masehi mengganti kuliner kerupuk babi dengan bahan dari kulit sapi dan kerbau.
Pergantian ini sebagai bentuk toleransi karena suku Minangkabau di Sumatra Barat mayoritas memeluk agama Islam.
Kerupuk kini, bukan monopoli kuliner Indonesia.
Thailand dan Malaysia juga memiliki riwayat kuliner kerupuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.