Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masyarakat Prasejarah Sangat Menghormati Arwah Leluhur?

Kompas.com - 23/10/2022, 09:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa prasejarah, manusia purba masih belum mengenal agama atau sistem kepercayaan yang dianut manusia masa kini.

Sistem kepercayaan yang berkembang di Nusantara jauh sebelum agam Hindu dan Buddha masuk adalah kepercayaan terhadap roh leluhur atau nenek moyang.

Umumnya, sistem kepercayaan ini disebut dengan animisme.

Animisme adalah kepercayaan bahwa roh orang atau leluhur yang sudah meinggal dunia itu masih bisa masuk ke dalam tubuh hewan.

Maka dari itu, Animisme juga disebut sebagai kepercayaan manusia terhadap roh leluhur.

Lantas, mengapa masyarakat prasejarah sangat menghormati arwah leluhur?

Baca juga: Sistem Kepercayaan Masyarakat pada Masa Neolitikum

Dianggap sebagai mahatinggi

Alasan masyarakat prasejarah sangat menghormati leluhur adalah karena orang-orang yang sudah meninggal atau roh leluhur dianggap sebagi mahatinggi yang dapat menentukan nasib serta mengontrol segala perbuatan manusia.

Pada dasarnya, bentuk penghormatan manusia prasejarah terhadap roh leluhur juga masih berkaitan dengan sistem animisme yang mereka percayai.

Oleh sebab itu, agar masyarakat terhindar dari kemarahan roh leluhur biasanya didadakan sebuah ritual tertentu.

Lebih lanjut, ritual atau upacara yang dilakukan masyarakat prasejarah bertujuan untuk menghormati arwah leluhur dan juga menjamin kehidupan jenazah di alam baka, sehingga biasanya jenazah akan dibekali berbagai macam barang.

Baca juga: Bukti Masyarakat Praaksara Telah Mengenal Sistem Kepercayaan

Fenomena mimpi

Selain itu, kepercayaan terhadap nenek moyang juga diduga muncul ketika masyarakat mengalami fenomena mimpi saat sedang tidur.

Pada saat tidur, manusia akan melihat dirinya berada di tempat yang berbeda dari tubuh jasmaninya.

Mereka kemudian percaya bahwa tubuh yang berada di tempat lain itu adalah jiwa.

Lalu, kepercayaan ini berkembang bahwa jiwa benar-benar sudah terlepas dari jasmaninya.

Jiwa yang terlepas ini kemudian dianggap dapat berbuat sesuai dengan kehendaknya.

Maka dari itu, setiap ada pemimpin atau kepala yang meninggal dunia, roh atau jiwanya akan sangat dihormati dan dipuja-puja oleh masyarakat prasejarah.

 

Referensi:

  • Rosfenti, Veni. (2020). Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia, Sejarah Indonesia Kelas X. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com