KOMPAS.com - Kebon Sirih adalah sebuah kawasan yang merupakan kelurahan di Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat.
Sekarang, Kebon Sirih termasuk salah satu daerah penting di Jakarta sekaligus populer karena terdapat gedung Balaikota Pemprov DKI Jakarta, gedung DPRD, gedung Dewan Pers/PWI Pusat, dan menjadi tempat wisata yang dikunjungi banyak wisatawan.
Lalu, di balik kepopularitasannya, bagaimana sejarah dan asal-usul nama daerah Kebon Sirih?
Baca juga: Asal-usul Nama Takengon
Asal-usul daerah Kebon Sirih berawal dari masa kekuasaan Hindia Belanda.
Pada masa itu, daerah tersebut masih berupa tanah perkebunan yang banyak ditumbuhi oleh pohon sirih atau chaviva densa miq.
Kala itu, sirih sudah banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat, khususnya sebagai pengobatan.
Umumnya, para wanita tua biasa menguyah sirih atau disebut juga "makan sirih", yang dilengkapi dengan kapur (sirih), pinang, dan gambir.
Dewasa ini, sirih lebih banyak digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat etnis Betawi, khususnya dalam upacara ngelamar calon istri.
Sekitar pertengahan abad ke-19, Kebun Sirih disebut oleh orang-orang Belanda dengan nama de nieuwe weg achter Koningsplein atau "Jalan Baru di belakang Koningsplein."
Lalu, konon di sana tinggal seorang yang dermawan bernama KF Holle, yang awalnya lebih akrab disebut Gang Holle.
Kemudian, seiring berjalannya waktu berubah menjadi Laan Holle, dan pasca-kemerdekaan Indonesia, kawasan tersebut lebih dikenal dengan nama Kebon Sirih.
Karena dipenuhi dengan pohon sirih, maka kawasan tersebut pun dinamai sama seperti pohon tersebut menjadi Kebon Sirih.
Masih di abad ke-19, kawasan Kebon Sirih disebut-sebut pernah dijadikan sebagai defensilijn atau garis pertahanan Gubernur Jenderal Van Den Bosch, yang memanjang hingga ke daerah Senen, Bungur, dan Galur.
Referensi: