Asal-usul Nama Takengon

KOMPAS.com – Takengon adalah ibu kota Kabupaten Aceh Tengah yang berada di Provinsi Aceh, Indonesia.

Takengon merupakan sebuah kota kecil yang terletak di pegunungan Bukit Barisan yang membentang sepanjang Pulau Sumatera.

Kota Takengon berada tepat di tepi Danau Laut Tawar yang sangat indah dan cantik.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Aceh

Asal-usul Nama Takengon

Saat ini, Takengon digunakan untuk menyebut ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, yang juga salah satu kota besar di dataran tinggi Gayo, Aceh.

Di sebelah barat ibu kota Aceh Tengah Takengon terhampar sebuah danau seuas 5.472 hektar, dengan panjang 17 kilometer dan lebar sekitar 3,2 kilometer.

Danau itu memiliki air yang jernih disertai pemandangan yang cantik dan asri.

Konon, pada zaman dahulu kala, masyarakat Gayo adalah orang pertama yang masuk ke kawasan tersebut.

Di tempat inilah orang Gayo memberi nama kawasan ini dengan sebutan Takengon (ta kuengon) yang artinya di saat ku lihat.

Namun, ada versi lain juga yang mneyebutkan bahwa Takengon diambil dari kata ta kukengen, berarti dikuatkan atau diiikat.

Versi lain lagi dituturkan oleh beberapa orang pesisir Aceh, di mana menurut mereka Takengon berasal dari kata Taki Ngon, yang berarti menipu teman.

Versi lainnya, Takengon berarti tikungan, sebab jalannya berbukit, curam dan banyak tikungan.

Terlepas dari beragam versi tentang asal-usul nama Takengon, pada hakikatnya penamaan kawasan ini masih terkait dengan keindahan danau di sana yang menjadi daya tarik bagi siapa saja yang melihatnya.

Umumnya, orang Gayo sendiri menyebut kota ini dengan sebutan Takengen bukan Takengon.

Pengucapan kata Takengen ini bisa ditemukan di dalam lirik lagu Gayo karangan almarhum AR Moese, “Kin Takengen aku denem.”

Meskipun tidak banyak informasi yang didapat mengenai asal-usul Takengon, tempat ini seringkali menjadi tujuan para wisatawan yang datang ke Aceh Tengah.

Takengon merupakan Kawasan dataran tinggi sekitar 1.200 meter di atas permukaan laut, sehingga para wisatawan bisa melihat awan indah dengan jelas di sana.

Maka dari itu, Takengon juga disebut sebagai negeri di atas awan.

Adapun beberapa tempat wisata di Takengon adalah Danau Laut Tawar, Gua Putri Pukes, dan Pantan Terong. 

Referensi:

• Suprapti. (2019). Dongeng 100 Kota. Yogyakarta: Laksana.
• Aisya, Siti Maimunah. (2014). Air Mataku di Tanah Gayo. Yogyakarta: SIBUKU.
• Prof. Dr. Sukiman. (2020). Integrasi Teologi dan Budaya Dalam Aktivitas Ekonomi SUku Gayo, Sebuah Model Filosofis dan Praktek Kegiatan Ekonomi Dalam Kehidupan Masyarakat Gayo. Medan: CV Manhaji.