KOMPAS.com - Cimahi adalah kota yang di Provinsi Jawa Barat yang mulanya hanya berstatus sebagai kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung.
Penetapannya sebagai kota otonom baru dilakukan pada 21 Juni 2001. Julukan Kota Cimahi adalah Kota Tentara, karena ada banyak pusat pendidikan militer di sana.
Sedangkan nama Cimahi konon berasal dari bahasa Sunda, yaitu cai mahi yang artinya air yang cukup.
Berikut ini asal-usul nama dan sejarah Kota Cimahi.
Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Tebing Tinggi
Kata Cimahi berasal dari bahasa Sunda, yaitu cai mahi, yang berarti sumber air yang cukup.
Hal ini karena dulunya wilayah Cimahi merupakan sumber air yang tidak pernah ada habisnya, meski sudah dipakai penduduk untuk berbagai keperluan hidup.
Misalnya digunakan untuk minum, mandi, mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga, hingga untuk menyiram tanaman di kebun dan sebagai pengairan sawah.
Namun, walaupun sumber air itu sudah tidak lagi ada, nama Cimahi tetap melekat pada kota ini.
Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Serang
Cimahi mulai dikenal pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels tahun 1811.
Kala itu, dibangun pos penjagaan yang posisinya berada di alun-alun Cimahi saat ini.
Puluhan tahun kemudian, pasukan militer Belanda berencana untuk membentuk sebuah pangkalan militer di daerah yang agak pelosok. Mereka pun memilih Cimahi, karena letaknya dianggap strategis.
Antara 1874-1893, Stasiun Cimahi dibangun ketika Belanda membuat jalur kereta api Bandung-Cianjur.
Dalam kurun waktu yang sama, sudah ada tiga batalion yang berdiri di Cimahi, yaitu Infanteri, Genie (Zeni) dan Artileri.
Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Bontang
Kemudian pada 1886, dibangun juga pusat pendidikan militer beserta fasilitas-fasilitasnya, seperti Rumah Sakit Dustira dan penjara militer.
Setelah jalur Bandung-Cianjur selesai dibangun, pada 1900, jalur kereta lain juga dibuat, yakni dari Batavia-Bandung, yang melewati Cimahi.