Bank Digital dan Bank Konvensional, Mari Pilih!

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank digital adalah bank yang memanfaatkan sebanyak mungkin teknologi digital sebagai bagian dari pelayanan kepada nasabah.

Dalam bahasa yang lebih kekinian, bank digital acap dikenal sebagai neobank, kata Country Manager F5 Indonesia Surung Sunamo pada sebuah diskusi media tentang sistem keamanan bank digital, Kamis (1/9/2022).

Sementara, sebagai kebalikannya, bank konvensional adalah bank yang minim dalam memanfaatkan sistem digital di dalam kinerja melayani nasabahnya.

Baca juga: BNI Akan Sulap Bank Mayora Jadi Bank Digital Khusus UMKM di 2023

Pada bank konvensional, misalnya, masih ada kewajiban bagi nasabah datang ke bank untuk mengambil duit.

"Di bank digital, nasabah tak perlu mengantre, cukup pakai aplikasi bank di ponsel," kata Surung Sunamo.

Kompas.com/JOSEPHUS PRIMUS Country Manager F5 Indonesia Surung Sunamo pada diskusi tentang sistem keamanan bank digital, Kamis (1/9/2022), di Jakarta.

Surung Sunamo memaparkan bahwa perkembangan bank digital memang makin kentara selama pandemi Covid-19 dua tahun belakangan.

Meskipun begitu, di Indonesia, khususnya, bank konvensional bergerak cepat untuk mendigitalisasikan dirinya.

Sehingga, bank digital di Indonesia masih berbasis bank konvensional dalam pergerakan bisnisnya.

Lantas, bank digital di Tanah Air juga masih menjadi milik bank-bank dalam konglomerasi besar maupun bank-bank milik pemerintah.

Mari pilih, apakah Anda ingin memanfaatkan bank digital maupun konvensional, atau keduanya, dalam rangka memudahkan pengaturan lalu-lintas keuangan.

Kompas.com/JOSEPHUS PRIMUS Beberapa contoh neobank di Indonesia dan ASEAN, termasuk Bank Neo Commerce (BNC) milik PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB).