KOMPAS.com - Sa Huynh adalah sebuah kebudayaan yang berasal dari bangsa Austronesia di kawasan Vietnam Selatan.
Nama Sa Hyunh diambil dari sebuah nama kampung pesisir yang berada di sisi selatan Kota Da Nang, Vietnam.
Kebudayaan Sa Huynh tersebar hampir di seluruh kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Lantas, apa pengaruh Kebudayaan Sa Huynh di Indonesia?
Baca juga: Sejarah Kebudayaan Sa-Huynh
Pengaruh Kebudayaan Sa Huynh di Indonesia adalah dalam pembuatan tembikar.
Pada 1909, di sebuah situs purbakala Sa Huynh, ditemukan 200 tempayan atau bejana kubur yang disusun secara berkelompok.
Selain itu, ditemukan juga bekal kubur seperti manik-manik, kapak, gelas, wadah belanga, gelang, perunggu dan beragam perhiasan lainnya.
Ciri khas Kebudayaan Sa Huynh sendiri terdapat pada hiasan, teknik pembuatan, dan bentuknya.
Karakteristik hiasan pada Kebudayaan Sa Huynh pun bisa ditemukan di Indonesia, yang menunjukkan adanya interaksi dan pengaruh antara budaya ini dengan penduduk Indonesia kala itu.
Pengaruh Kebudayaan Sa Huynh di Indonesia sudah ada sejak zaman Neolitikum.
Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya tembikar di beberapa situs arkeologi Indonesia, seperti di Serpong (Jawa Barat), Kendeng Lembu (Jawa Timur), dan Minanga Sipakko (Sulawesi Barat).
Baca juga: Kebudayaan Bacson-Hoabinh: Persebaran, Ciri-ciri, dan Pengaruh
Selain itu, Kebudayaan Sa Huynh mengembangkan tradisi pembuatan gerabah beserta artefak-artefak lainnya yang terbuat dari besi.
Teknik pembuatan gerabah yang diperkenalkan Kebudayaan Sa Huynh berbeda-beda di setiap daerahnya.
Di Indonesia, tradisi pembuatan gerabah tersebar di beberapa wilayah, yaitu di Anyer (Banten), Leuwiliang (Bogor), Kramatjati (Jakarta), Buni (Bekasi), kompleks Kalumpang (Sulawesi Selatan), dan kompleks Gilimanuk (Bali).
Sampai saat ini, tradisi pembuatan gerabah masih berkembang di beberapa daerah di Indonesia.
Tempat pembuatan gerabah terbesar di Indonesia ada di Desa Anjun, Jawa Barat.
Bahkan, hasil produksi gerabah dari desa ini disukai oleh beberapa negara, seperti China, Rusia, dan Belanda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.