KOMPAS.com - Astronomi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang berkembang di era kemajuan peradaban Islam.
Oleh karena itu, tidak heran apabila banyak ilmuwan Muslim yang muncul pada masa Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, yang ahli di bidang ilmu astronomi.
Berikut adalah tokoh ilmuwan Muslim di bidang ilmu astronomi.
Baca juga: Ilmuwan Muslim Era Dinasti Umayyah
Umat islam di Andalusia mengalami kejayaan yang gemilang bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan dunia menuju kemajuan yang kompleks, terutama dalam bidang intelektual.
Salah satu sarjana Islam yang telah mengukir namanya di bidang astronomi adalah Abu Ishaq Al-Zarqali.
Al-Zarqali merupakan seorang matematikawan dan astronom yang lahir di Toledo, Andalusia, pada masa peradaban Islam di Spanyol.
Di bidang ilmu astronomi, ia berperan dalam meluruskan data geografis Ptolomeus dan menciptakan alat astronomi yang berbentuk datar bernama Al-Safiha.
Selain itu, Al-Zarqali juga menciptakan sebuah jam air yang mampu menentukan waktu siang dan malam.
Baca juga: 5 Sejarawan Yunani Kuno yang Terkenal
Jabir bin Aflah merupakan seorang matematikawan dan juga astronom Muslim yang dikenal oleh dunia Barat sebagai Geber.
Di bidang astronomi, ia berperan dalam menciptakan sfera cakrawala yang mudah dipindahkan untuk mengukur dan menjelaskan pergerakan obyek langit.
Jabir bin Aflah juga membangun observatorium Giralda di kota kelahirannya di Sevilla, Spanyol, yang menjadikan sebagai astronom Muslim pertama yang membangun observatorium.
Selain itu, ia sering mengkritik pandangan dan pemikiran Ptolomeus, terutama terkait planet yang paling dekat dengan matahari, serta memiliki karya berjudul Islah al-Majisti, yang sangat berpengaruh terhadap para astronom Muslim, Yahudi, dan Kristiani.
Al-Biruni merupakan salah satu astronom Muslim yang terkenal di era Renaisans. Ia pernah mengungkapkan bahwa bumi itu berputar pada porosnya.
Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah
Al-Biruni berperan dalam memperkirakan ukuran dari planet bumi serta memperbaiki arah Kota Mekkah dengan perhitungan saintik.
Ia juga menghitung garis lintang Kath dan Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari, membuat proyeksi peta, dan melakukan penelitian mengenai radius bumi.