KOMPAS.com – Strategi value investing sudah mengantarkan Warren Buffet untuk menjadi salah satu orang terkaya di dunia melalui investasi saham.
Apa itu value investing? Mari mengenal lebih lanjut terkait value investing:
Value investing merupakan salah satu strategi dalam berinvestasi saham, yaitu dengan mencari saham-saham yang mempunyai kinerja bagus dengan harga atau nilai intrinsiknya berada di bawah harga wajarnya.
Value investor melakukan investasi saham pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai pendapatan, laba, arus kas baik, dan nilai buku ekuitas, namun sedang diperdagangkan pada harga dan nilai yang terdiskon.
Strategi value investing sebenarnya sederhana. Hanya saja memerlukan kesabaran untuk memulai dan menunggu sampai berhasil.
Baca juga: Pengertian Investasi: Jenis, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya
Value investing adalah strategi investasi di mana pemilihan saham didasarkan pada perusahaan yang fundamental baik, memiliki prospek dan model bisnis yang jelas, serta secara valuasi lebih murah dibanding saham secara umum.
Value investing juga diartikan sebagai gaya atau seni tentang membeli (memiliki) suatu bisnis, bukan hanya sekadar membeli saham. Investor membeli saham suatu perusahaan apabila mengetahui bahwa perusahaan tersebut mengelola bisnis yang bagus serta menguntungkan.
Dengan membeli saham perusahaan yang bagus, maka secara otomatis investor tersebut ikut serta memiliki bisnis yang bagus.
Value investing adalah tentang menjadi pemilik suatu bisnis melalui cara membeli saham perusahaan yang mampu memberikan keuntungan, baik keuntungan sekarang ataupun keuntungan masa mendatang, pada saat harga pasar lebih rendah dari sewajarnya.
Baca juga: 5 Manfaat Laporan Keuangan bagi Calon Investor
Prinsip dasar value investing adalah membeli sebuah barang bagus pada saat harganya sedang diskon.
Akan tetapi, ada banyak orang yang salah kaprah dengan berpikir bahwa ia harus membeli dan mencari barang yang sedang diskon semurah-murahnya.
Padahal investasi dengan value investing tidak seperti itu. Sebaiknya seorang investor tidak membeli saham hanya karena valuasinya yang murah, tetapi juga berdasarkan penilaian atas kinerja perusahaan dan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dengan konsisten.
Setelah mendapatkan perusahaan yang mempunyai kinerja bagus, seorang value investor membeli saham perusahaan tersebut pada saat valuasi harganya sedang terdiskon.
Selain itu, value investor juga memanfaatkan ketakutan dan keserakahan mayoritas pemain pasar guna mengambil keuntungan dengan membeli saham ketika harganya turun akibat ketakutan, serta menjual saham ketika harganya naik akibat keserakahan.
Baca juga: 3 Cara yang harus Disiapkan Sebelum Memulai Investasi
Referensi: