KOMPAS.com- Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang dihargai lebih. Misalnya kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Ukuran yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada lapisan tertentu adalah ukuran kumulatif dan bukan ukuran tunggal.
Contohnya, orang kaya biasanya mudah memiliki kekuasaan, pendidikan bahkan kehormatan.
Ada beberapa dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu:
Berikut penjelasannya:
Kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar pula kesempatan baginya untuk memiliki banyak harta.
Selain itu, semakin besar pula peluangnya untuk menduduki strata atas.
Masyarakat menempatan orang-orang kaya pada lapisan masyarakat atas.
Kriteria umum yang digunakan untuk menempatkan seseorang pada lapisan ini antara lain adalah kepemilikan rumah, mobil mewah, simpanan dalam bentuk tanah yang luas dan nilai pajak yang besar.
Kelompok masyarakat tersebut sering disebut konglomerat karena memiliki usaha bermacam-macam.
Baca juga: Maksud dari Keberagaman sebagai Kekayaan Sosial
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap oran lain (yang dikuasai).
Kekuasaan di dukung oleh unsur lain, seperti kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan, kepandaian bahkan kelicikan.
Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial teratas. Sebaliknya, masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan akan menempati lapisan yang lebih rendah.
Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan menempati lapisan sosial atas.
Contoh konkret feodalisme dalam keturunan adalah gelar andi pada masyarakat bugis, raden pada masyarakat Jawa, tengku pada masayarakat Aceh, di mana umumnya masyarakat menyebut mereka dengan sebutan “darah biru”
Baca juga: 7 Pengertian Diferensiasi Sosial Menurut Para Ahli