Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dasar Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

KOMPAS.com- Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesuatu yang dihargai lebih. Misalnya kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.

Ukuran yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada lapisan tertentu adalah ukuran kumulatif dan bukan ukuran tunggal.

Contohnya, orang kaya biasanya mudah memiliki kekuasaan, pendidikan bahkan kehormatan.

Ada beberapa dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat, yaitu:

  • Kekayaan
  • Kekuasaan
  • Keturunan
  • Pendidikan
  • Status atau kedudukan
  • Peran

Berikut penjelasannya:

Kekayaan

Kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar pula kesempatan baginya untuk memiliki banyak harta.

Selain itu, semakin besar pula peluangnya untuk menduduki strata atas.

Masyarakat menempatan orang-orang kaya pada lapisan masyarakat atas.

Kriteria umum yang digunakan untuk menempatkan seseorang pada lapisan ini antara lain adalah kepemilikan rumah, mobil mewah, simpanan dalam bentuk tanah yang luas dan nilai pajak yang besar.

Kelompok masyarakat tersebut sering disebut konglomerat karena memiliki usaha bermacam-macam.

Kekuasaan

Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap oran lain (yang dikuasai).

Kekuasaan di dukung oleh unsur lain, seperti kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan, kepandaian bahkan kelicikan.

Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial teratas. Sebaliknya, masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan akan menempati lapisan yang lebih rendah.

Keturunan

Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan menempati lapisan sosial atas.

Contoh konkret feodalisme dalam keturunan adalah gelar andi pada masyarakat bugis, raden pada masyarakat Jawa, tengku pada masayarakat Aceh, di mana umumnya masyarakat menyebut mereka dengan sebutan “darah biru”

Pendidikan

Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesi akan mendapatkan penghargaan lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian, berpendidikan rendah, ataupun buta huruf.

Golongan ini biasanya adalah peneliti, cendekiawan atau dosen, dokter, hakim dan atlet.

Status atau kedudukan

Status atau kedudukan menunjukkan hak dan kewajiban seseorang dalam masayarakat.

Pada semua sistem sosial, pasti terdapat berbagai macam kedudukan atau status seperti suami, istri, anak, ketua RT/RW, lurah, camat, kepala sekolah, guru, dan lain-lain.

Status atau kedudukan ini akan selalu dikaitkan dengan hak dan kewajiban tertentu. Misalnya, seseorang yang berstatus sebagai suami memiliki kewajiban  melindungi istri dan mencari nafkah.

Peran

Dalam konsep kedudukan, peran merupakan aspek dinamis. Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status.

Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan perannya.

Kedudukan dan peran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peran tanpa kedudukan dan kedudukan tidak berfungsi tanpa peran.

Contohnya seperti dalam kelas seorang siswa tidak akan bisa mengatur ketertiban jika ia tidak memiliki status sebagai ketua kelas.

Referensi:

  • Pattinasarany, Indera Ratna Irawati. 2016. Stratifikasi dan Mobilisasi Sosial. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
  • Nasdian, Fredian Tonny. 2015. Sosiologi Umum. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

https://www.kompas.com/skola/read/2023/04/06/051500169/dasar-stratifikasi-sosial-dalam-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke