Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerajaan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Penyebaran Agama Buddha

Kompas.com - 20/01/2023, 20:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Buddha sekitar abad ke-7 Masehi. Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Pada masanya, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.

Dapunta Hyang melakukan perjalanan bersama 20 ribu tentara dari Minanga Tamwan ke Palembang, Jambi, dan Bengkulu. Selama perjalanan tersebut, dirinya berhasil menaklukkan daerah-daerah strategis dalam perdagangan sehingga membuat Kerajaan Sriwijaya semakin makmur.

Dilansir dari buku Sejarah Nasional Indonesia (2019) oleh Edi Hernadi, sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya diperoleh dari beberapa prasasti yang ditemukan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Prasasti yang berasal dari dalam negeri seperti prasasti Kedukan Bukit, Talang Tuwo, Telaga Batu, Kota Kapur, Karang Berahi, Palas Pasemah, dan Amoghapsa.

Sedangkan prasasti yang ditemukan dari luar negeri, yaitu prasasti Ligor, Nalanda, Kanton, Grahi, dan Chaiya.

Baca juga: 5 Raja Terkenal dari Kerajaan Sriwijaya

Selain dari prasasti, sejarah-sejarah mengenai Sriwijaya juga diperoleh dari seorang biksu China bernama I-Tshing.

Berdasarkan sumber-sumber tersebut, diperoleh beberapa keterangan mengenai Kerajaan Sriwijaya, sebagai berikut:

  • Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara.
  • Pulau Bangka dan Jambi Hulu ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi.
  • Pada awal abad ke-11, Raja Rajendra Chola dari Kerajaan Colamandala (India) menyerang wilayah Sriwijaya secara besar-besaran, namun berhasil dikalahkan Kerajaan Sriwijaya.

Kanal kuno peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya menjadi bagian dalam pertunjukan teatrikal Pelayaran Bersejarah Kerajaan Sriwijaya pada pembukaan Festival Sriwijaya di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (16/6/2014) malam. Festival yang digelar hingga 22 Juni itu diselenggarakan di situs pusat Kerajaan Sriwijaya dengan maksud memperkenalkan kembali dan melestarikan sejarah Sriwijaya. KOMPAS/IRENE SARWINDANINGRUM Kanal kuno peninggalan zaman Kerajaan Sriwijaya menjadi bagian dalam pertunjukan teatrikal Pelayaran Bersejarah Kerajaan Sriwijaya pada pembukaan Festival Sriwijaya di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (16/6/2014) malam. Festival yang digelar hingga 22 Juni itu diselenggarakan di situs pusat Kerajaan Sriwijaya dengan maksud memperkenalkan kembali dan melestarikan sejarah Sriwijaya.

Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya

Selain sebagai kerajaan besar yang bercorak Buddha di Nusantara, Sriwijaya juga mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim.

Kerajaan Sriwijaya terletak di perlintasan pelayaran dan perdagangan Asia Timur dan Asia Selatan. Bahkan menguasai dua perairan laut penting dalam perdagangan, seperti Selat Malaka dan Selat Sunda.

Disadur dari buku Strategi dan Pertahanan Maritim Nusantara: Maritim Nusantara (2018) karya Dicky Rizanny, Kerajaan Sriwijaya sudah aktif melakukan perdagangan pada abad ke-7. Banyak saudagar China yang melakukan perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya.

Untuk meningkatkan perdagangannya, Kerajaan Sriwijaya kemudian melakukan ekspansi ke Laut Jawa, Indonesia Timur, dan beberapa daerah lainnya.

Baca juga: Faktor Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya

Banyaknya negara-negara luar yang melakukan pelayaran dan perdagangan, menyebabkan Sriwijaya berkembang dan memiliki pendidikan yang layak. Bahkan Kerajaan Sriwijaya mampu membangun kapal-kapal canggih pada masa itu.

Lewat armadanya yang besar, Sriwijaya menguasai perdagangan rempah-rempah dunia hingga setengah abad lamanya.

Dengan menguasai jalur pelayaran tersebut, Sriwijaya menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Banyak kapal-kapal dari berbagai negara berlabuh ke Sriwijaya dan memberikan keuntungan.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com